JejakNTB.com |Gong Pemilu dan Pilkada serentak kini sudah ditabuh, sejumlah Calon Anggota Legislatif DPR, DPRD maupun Eksekutif Presiden Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Walikota mulai pasang kuda-kuda, sebab KPU beberapa pekan lalu telah menerima pendaftaran dari elite parpol untuk pencalegan hingga lainnya.
Pantauan media, saat ini masih ada partai di sejumlah daerah yang belum mampu memenuhi kuota dari target yang ada, termasuk keterwakilan perempuan. Fakta teraebut menandakan bahwa kesadaran kolektif kita dalam berdemokrasi masih sangat kurang, masih jauh dari harapan demokratisasi yang ideal.
Geliat Para Tokoh Politik di berbagai platform media massa baik media cetak, media elektronik dan media online kini mulai bermunculan dalam rangka melakukan sosialisasi parpol sampai pada sosialisasi terhadap profilnya sendiri.
Bahkan akhir-akhir ini tersebar gambar Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Gambar Bupati Sumbawa Barat Dr.Ir.H.W. Musyafirin Menjadi tranding pembicaraan karena muncul di beranda media sosial, bahkan digadang-gadang akan menjadi pasangan ideal.
Kedua Tokoh ini merupakan perpaduan yang tepat merupakan representasi dua wilayah pulau lombok dan pulau Sumbawa dalam dinamika kepemimpinan lebih baru serta akan melahirkan kebijakan yang lebih berpihak pada pembangunan dan perbaikan daerah Nusa Tenggara Barat.
Perpaduan ini sangat memungkinkan untuk memajukan Pulau Sumbawa sebab keduanya warga Nahdiyyin dan Nahdlatul Wathan dengan poros kultural yang sama.
Ilyas’a sapaannya terkenal sebagai Bang Oyank menganggap bahwa perpaduan dua Tokoh yang sudah teruji terhadap urusan kemanusiaan dan pembangunan ini merupakan nuansa baru dalam perpolitikan meskipun hari ini Gubernur NTB adalah berdomisili di Pulau Sumbawa dan Asli pulau Sumbawa namun kehangatan sikap serta perbaikan terhadap daerah khususnya di pulau Sumbawa ini sangat minim dan tidak bisa diharapkan lagi, sebab terlalu banyak bualan manis yang terus-menerus di utarakan baik melalui media sosial maupun pada janji politiknya dari panggung ke panggung dari podium ke podium, artinya kami melihat sedikit sekali tanggungjawab nya sebagai Kepala Daerah dalam melakukan pembangunan dan perbaikan daerah ini.
Bicara soal kepopuleran serta kebaikan, siapa yang meragukan kepopuleran dan kebaikan Pak H. Firin (Sapaan Bupati Sumbawa Barat), ia bahkan hadir ditengah-tengah kedukaan masyarakat Bima sudah beberapa kali dalam rangka kemanusiaan membantu masyarakat Kota dan Kabupaten Bima untuk menyalurkan bantuan sosial atas musibah Banjir yang melanda dua daerah ini.
Soal Daerahnya sendiri pun beliau tuntas untuk meraih penghargaan terhadap program-program kemanusiannya yang berbasis pada semangat Ikhlas Jujur dan Sungguh-sungguh (IJS) hingga melahirkan PERDA tentang Gotong-Royong.
Belum lagi program Yasinan setiap Malam Jum’at dirangkaikan dengan Forum Diskusi dengan masyarakat sebagai Forum Pelayanan Setara dan Inklusif dimana Masyarakat Sumbawa Barat dapat menyampaikan secara langsung aspirasi nya dengan Bupati, Sekda serta Kepala OPD terkait situasi dan kondisi wilayah maupun terkait infrastruktur.
“Bagi kami bahwa beberapa alasan inilah yang menjadi indikator penilaian keseriusan seorang Pemimpin dalam mengurus Daerah dan rakyatnya.,” pungkasnya.
Senada Oyan, Elshab Alghura, S.H., menilai kepemimpinan Bang Zul gagal karena hanya mementingkan industrialisasi tanpa perhatikan nasib rakyat jelata, dinamikanya hura hura dan segelintir manusia saja yang menikmatinya.
“Gubernur kita ini kerjanya hanya bikin event dan tukang balap balapan. Coba perhatikan nasib rakyat NTB saat ini dimana akses jalan raya saja sudah banyak yang rusak mulai Tano hingga Bima, terus pendapatan petani sangat drastis menurun serta lainnya yang sangat penuh kesenjangan.
Untuk diketahui, NTB Gemilang itu sebenarnya punya visi memajukan NTB segala bidang namun faktanya pembangunan masih sangat parsial hingga kini.(*)