Ilustrasi
JAKARTA, JejakNTB – Mencuat diskusi Forum Guru Nasional FGII di WAGs, Senin (10/6).salah satu akun berinisial IS dengan nomor+62 812711747****bikin ramai diskusi di grupnya dengan persoalkan masih adanya pemotongan terhadap tunjangan profesi yang diterima guru bangsa disaat keadaan terlilit dan sangat menghimpit.
Akun WhatsApp berinisial Is itu mengeluarkan cuitan pedasnya terkait kebijakan pemotongan saat pencarian sertifikasi yang dirasakan sepihak dan aneh,
“Ini kejadian di Lampung pak, apakah bersifat nasional atau scopenya lokalan,” curhatnya
Dia menambahkan bahwa saat ini Tunjangan profesi guru khusus tahun anggaran 2024 saat pencairan nya ada pemotongan 15% untuk triwulan pertama adanya pemotongan sebesar 16% dan salah satu alasannya 1 porsen
untuk BPJS.
Salah satu pengurus FGII dalam grup mengiyakan bahwa pemotongan tersebut bersifat nasional
“Iya itu bukan di Lampung saja pemotongan itu melainkan berlaku secara nasional,”jawabnya langsung di WAgs
Informasi yang dihimpun media, bahwa dalam waktu dekat ini akan cair gaji sertifikasi dan THR Sertifikasi yang volumenya 100 porsen sehingga semua guru diwajibkan untuk menginformasikan Informasi GTK Valid, SK terakhir, KTP, NUPTK sebagai lampiran pembayarannya
Selain itu, dalam kurun waktu juni -juli ini guru bangsa juga berdasarkan info A1 yang diendus akan kebagian rezeki mendapatkan gaji 13 yang besarannya satu kali gaji pokok dengan volume seratus persen pencairannya.
” benar sekali dan itu akan segera cair,” tandasnya
Senada dengan Guru berinisial Is, salah seorang guru asal Bima Abdul Azis pun mengakuinya sekaligus mempertanyakan pula jumlah pemotongan yang ada dalam daftar gaji hasil anfrah BPKAD bersama bagian keuangan.
“Coba perhatikan tabel anfrah gaji kolektif di paling ujung tabel ada potongan diluar pinjaman dan iuran korpri serta PGRI yang nilainya fantastis sebanyak empat ratusan ribu per kepala tinggal dikalikan total ASN nya maupun PPPK yang ada,”pungkasnya
Terkait adanya curhatan kaitan dengan penyunatan tunjangan dalam whatsapp Ketua Federasi Guru , Tety Sulastri belum bisa dihubungi.(*)