Salim : Hakikat Puasa untuk Meraih Predikat Takwa

JejakNTB.com | Menginjak hari kedua Ramadhan, malam Jumat (24/3) Masjid An-Nur Kelurahan Samapuin dipenuhi jamaah Muslimin dan Muslimat untuk melaksanakan shalat isya dan taraweh secara berjamaah.

Yang bertindak sebagai Imam adalah Akhi Syamsul Hidayat SE dan penceramah kultum adalah Salim.

Dalam kesempatan tersebut, Bapak Salim menyampaikan pesan- pesan penting hikmah Ramadhan.

“Alhamdulillah, atas segala anugerah Llah Subhanahu Wa ta’ala, Mudah-mudaha kota semua selalu diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga kewajiban ibadah dapat kita tunaikan. Semua ibadah yang kita lakuka tidak ada yang sia-sia, insya Allah dibulan mulia ini bernilai pahala disisi Allah SWT ” Ucapnya kepada jamaah.

Kemudian lanjutnya, Terkait dengan apa yang menjadi kewajiban kita,
bahwa hadir dimasjid merupakan wujud penghambaan kita kepada Allah SWT. Karena kita diciptakan untuk mengabdi dan beribadah Kepada Allah.

Allah Swt. berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzâriyât [51]: 56)

Jin dan manusia diciptakan oleh Allah Swt5. supaya mengabdi atau beribadah hanya kepada Allah SWT. Mengabdi atau beribadah ini bukan kepada yang lain karena semua selain Allah adalah ciptaan-Nya. Satu-satunya Dzat Yang Awal dan menciptakan alam raya beserta isinya hanyalah Allah SWT. Oleh karena itu, pengabdian yang dilakukan oleh jin dan manusia haruslah ikhlas hanya kepada-Nya; tanpa dicampuri karena dan untuk yang selain Allah SWT. Urai Salim yang juga ketua RW 02 Kelurahan Samapuin.

“Diantaranya adalah melaksanakan shalat, dan puasa” Imbuh Salim.

Kemudian lanjutnya, hakekat puasa untuk meraih predikat takwa. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an : ” Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS.al-Baqarah/2:183)

Allah SWT menetapkan sesuatu, baik itu perintah, larangan, atau ketentuan pasti mempunyai tujuan dan hikmah dibalik itu. Demikian halnya puasa Ramadhan, diwajibkan kepada setiap muslim mempunyai tujuan agar supaya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa yang senantiasa menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-NYA.

Melaksanakan puasa Ramadhan sesuai dengan bimbingan syari’at Islam dan dihayati secara mendalam akan menanamkan sifat kepatuhan dan kepasrahan yang menyeluruh pada diri setiap insan muslim terhadap Allah SWT. Kepatuhan dan kepasrahan seperti itu merupakan langkah awal yang sangat menentukan untuk meraih derajat taqwa. Sikap taqwa kepada Allah SWT, merupakan kumpulan segenap kebaikan dan dasar segala keutamaan dalam kehidupan manusia.

Manusia bertaqwa merupakan wujud dari orang-orang mukmin yang jujur, terpercaya, memiliki keberanian, tabah dan sabar, dapat menjaga diri dari keburukan, bersikap adil dan pemaaf terhadap sesama, pengasih dan penyayang serta memiliki jiwa yang kokoh dan kepribadian yang jujur.

Agama Islam memandang bahwa sifat-sifat normatif seperti ini merupakan syarat yang harus dimiliki orang-orang beriman dan sekaligus dibuktikan dengan tindakan nyata. karena hakekat iman sendiri, tidak hanya cukup membenarkan atau meyakini dalam hati (tashdiq bi al-qalb) atau menyatakan melalui ucapannya (iqrar bi al-lisan), namun harus diaplikasikan dalam tindakan yang nyata (a’mal bi al-jawârih).

“Inilah Yang penting kita resapi, dengan berbagi semangat diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah dengan khusuk, dan tawadduk melaksanakan ibadah puasa serta terus kita makmurkan masjid kit selama lima waktu” Pungkas Salim. (Ruf)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top