Pertama Kali, PDIP Usung Kader Golkar Dae Yandi di Pilbup Bima 2024

Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat 
Menyerahkan Surat Tugas DPP PDIP ke
Muhammad Putera Ferriyandi untuk 
Maju dalam Pilbup Bima 2024, Selasa,
(6/8/2024). (Foto. Dok. DPC PDIP Kabupaten Bima)

 

 

BIMA | Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP resmi memberikan surat tugas kepada bakal calon bupati (bacabup) dari Partai Golkar, Muhammad Putera Ferryandi, untuk maju dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Bima 2024. Surat tertanggal 11 Juli 2024 itu ditandatangani oleh Ketua DPP PDIP M Prananda Prabowo dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Dukungan PDIP terhadap kader Golkar ini merupakan kali pertama dalam sejarah pelaksanaan Pilbup Bima. Sebab, kedua partai tersebut kerap menjadi rival politik saat Pilbup Bima edisi sebelum-sebelumnya.

Dae Yandi, sapaan akrab Muhammad Putera Ferryandi, menerima surat dari DPP PDIP itu pada Selasa (06/8/2024). Surat tugas tersebut diserahkan oleh Ketua DPD PDIP NTB, Rachmat Hidayat.

“Ya betul (surat tugas DPP PDIP) diserahkan hari ini kepada Muhammad Putera Ferryandi oleh Ketua DPD PDIP NTB,” kata Ketua DPC PDIP Kabupaten Bima, Nurdin Amin, kepada JejakNTB, Rabu sore.

Nurdin mengungkapkan ada tiga tugas yang diberikan DPP PDIP kepada Dae Yandi. Pertama, melaksanakan konsolidasi pemenangan Pilbup Bima 2024 dengan DPD, DPC, PAC, dan seluruh elemen PDIP di Kabupaten Bima selama dua pekan setelah surat tugas diterbitkan.

Kedua, menyiapkan koalisi partai pendukung untuk memenuhi atau menambah syarat pendaftaran pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati menuju Pilbup Bima 2024. Ketiga, membuat pemetaan politik untuk pemenangan Pilbup Bima 2024.

“Pelaksanaan penugasan dari DPP PDIP ini sebagai salah satu syarat dikeluarkannya rekomendasi paslon bupati dan wakil bupati. Jika tugas ini tak dijalankan, maka akan dievaluasi dan dipertimbangkan ulang,” ujar Nurdin.

Anggota DPRD Kabupaten Bima terpilih dalam Pemilu 2024 ini mengatakan dengan pemberian surat tugas kepada Dae Yandi itu, PDIP dan Golkar selangkah lagi akan berkoalisi.

Ia mengakui PDIP dan Golkar kerap berbeda arah dukungan saat Pilbup Bima terdahulu.

“Bisa menjadi sejarah ini. Karena Pilkada selama ini kerap kami (PDIP) dengan Golkar berbeda mengusung kandidat,” pungkasnya.[Nkm]

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top