JejakNTB.com | Aksi terjun langsung Walikota Bima H.M Lutfi, SE disiarkan secara LIVE oleh sebuah akun Kominfo Kota Bima. Sikap dan tindakan Walikota mendapat beragam tanggapan netizen yang menurut mereka apa yang dilakukan orang nomer satu di Kota Bima tersebut diduga kurang humanis.
Dalam siaran langsung yang berdurasi hampir setengah jam tersebut HML didampingi sejumlah pejabat seperti Satpol PP Kobi dan organisasi profesi APKLI serta lainnya turut memantau aksi Walikota tersebut dalam melakukan penertiban.
Dalam statusnya Kominfo Kota Bima menulis,
“Walikota Bima H. M. Lutfi, SE pimpin langsung Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan pada tempat yang tidak seharusnya yakni di bahu jalan dan trotoar, Sabtu, 3 Desember 2022.
Masih akun resmi pemerintahan yang dimiliki Kominfo menambah uanggahannya dengan menambah narasinya,
“Para pedagang diberikan kesempatan untuk mengosongkan lapak masing-masing secara mandiri yang telah dibuat permanen seperti diatas trotoar, bahu jalan, dan diatas taman sampai tanggal 4 Desember 2022.
Pantauan media, aksi Walikota HML menuai sejumlah kontra dari netizen, salah satunya adalah akun yang bernama Yudi Bongkar misalnya merespons tindakan itu sebagai berikut,
“Astaghfirullahulazim… Kok begini ya cara Pemimpin kita hadapi rakyatnya… Berdirinya saja udah kaya Tuan dan rakyat adalah budaknya. Apa pantas diperlihatkan hal macam ini…. Cobalah lebih dekat dengan Rakyat dengan menunjukkan keprihatinan tanpa ada kepura-puraan, dan cobalah menjukan keberpihakan dalam memahami apa yang menjadi keinginan rakyat.. Jika mereka duduk maka lebih pantas nya ikut duduk pak wali… Kelihatan sekali gesturnya menunjukkan “ketidak berpihaknya”, sombong, angkuh dan sebagainya.,” sebutnya dalam kolom komentar.
Lalu ditanggapi oleh Akun Kominfo dengan sanggahan,
“Yudy Bongkar Upaya pendekatan persuasif sudah dilakukan selama 4 bulan lamanya. Keberpihakan Pemerintah sudah jelas tadi Walikota Bima sudah memberikan solusi bagi pedagang yang berjualan diatas trotoar untuk mengosongkan area trotoar dan bahu jalan yg dibangun secara permanen, dan dipindahkan ke area lapak yang sudah dibangun baru sisi utara.,” sanggah Kominfo Kota Bima dalam tanggapannya.
Lalu, balas membalas respons pun terjadi dan ditanggapi dengan komentar,
“Diskominfotik Kota Bima kita tidak menyinggung hal itu… Yang kami soroti sikap seseorang Pemimpin yang tidak paham memperlakukan rakyatnya. Seolah jabatannya bukan didapat dari rakyat…,
“Coba belajar etika dari Pak Ganjar Pranowo , bagi mana dia memperlakukan rakyatnya, duduk sama tinggi berdiri sama rendah.,” kata Yudi Bongkar.
Sementara Akun Ogie Gagah Attay meramaikan lagi dengan commentsnya ,
“Seyogyanya memanusiakan manusia pak wali.apakah ngak bisa di undang ke kantor Walikota,tanya jawab di sana.saya pribadi miris melihat akan hal ini,mereka di suruh duduk, sementara birokrasi berdiri, memainkan tangan,seakan akan masyarakat ini memiliki kesalahan yg fatal.cara persuasif,undang,ngopi bersama.mungkin kesan akan lebih cinta ke pakwalinya.🙏🙏,” ucapnya.
Lain Yudi Bongkar dan Ogie Gagah Attay komentar lain datang dari sebuah akun Kader PDIP Kota Bima Insyan Bintang Demokrasi II, dalam responsnya pemuda yang terkenal sangat vokal dan kritis ini menulis,
“Etika nya dmn harusnya pemimpin harus menghargai rakyatnya harusnya sama2 duduk dan sama2 berdiri sebagaimana filosofi tetua dan leluhur dulu, ‘ Berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah”, terangnya.
Menanggapi komenan dari LIVE nya tersebut Staf Kominfo yang enggan dikorankan namanya menulis langsung dalam komenan tanggapan atas sejumlah serangan dan kritikan yang dialamatkan kepada bos nya HML,
” Untuk diketahui Om Yudy Bongkar dkk lainnya, Upaya pendekatan persuasif sudah dilakukan selama 4 bulan lamanya. Keberpihakan Pemerintah sudah jelas tadi Walikota Bima sudah memberikan solusi bagi pedagang yang berjualan diatas trotoar untuk mengosongkan area trotoar dan bahu jalan yang dibangun secara permanen, dan dipindahkan ke area lapak yang sudah dibangun baru sisi utara.,” pungkasnya.
Jika diamati dari gesturenya HML Walikota Bima nampak raut wajah pusing, dan sedikit kecewa menghadapi sejumlah warganya yang rerata berdagang di lapangan pahlawan Raba sesekali luthfi membuka topi yang dipakai terus garuk garuk kepala. (RED)