Kondisi Jalan Tani So Tolo Dena yang merupakan basis tanah lelang dan tanah makan kades dan lainnya yang tembus hingga dompu namun tak terurus
Foto. Nukman jejakntb.com
JejakNTB.com | Jalan tani termasuk dalam kategori jalan produktif yang kebermanfaatannya untuk memudahkan para petani mengangkut hasil jerih payahnya dari dan ke lokasi menuju sasaran pemasaran. Sejumlah petani so tolo dena mengeluhkan rusak dan parahnya jalan tani di So Tolo Dena Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Minggu 17 Maret 2024.
Salah seorang petani bernama Nukman pada media ini mengungkapkan bahwa jalan itu bisa menguatkan perekonomian masyarakat hanya saja gimana bisa lancar aktifitas nya jika kondisi fisik jalan seperti itu..
” Pemerintah desa setempat perlu memikirkan termasuk camat karena ibukota Kecamatan ada di sini, mayoritas petani bukan warga dena saja melainkan Campa, Woro, Tonda, Mpuri bahkan Ncandi da Monggo,” katanya
Selain itu kendaraan yang keluar masuk lokasi seperti mobil pemotong padi, truk limbah padi , pick up bahkan gerobak dan sepeda motor perlu dibuatkan aturan oleh pemdes agar keberlanjutan pemanfaatan jalan tani itu terus berkesinambungan
Terutama kepada Pemkab Bima jika jalan tani Kara – Sanolo bisa dihotmix kenapa jalan tani ini tidak bisa,” padahal pemkab bima punya tanah lelang terbesar dan terbanyak di So Tolo Dena.
Nukman mensinyalir ada diskriminasi pembangunan dan disparitas terhadap cara pemerintah daerah mensejahterakan rakyat tani nelayan Kabupaten Bima
Man melihat setiap musim pemilu sejumlah caleg mulai RI hingga propinsi cari suara di kampungnya beri bantuan lancar hanya saja bantuannya tidak signifikan paling paling mie telur bahkan hadiah hadiah pertandingan dan event
” banyak suaranya caleg caleg itu bahkan Ahmad Dahlan punya basis di Dena tapi nol perhatiannya terhadap jalan tani,mudahan ada nantinya hamba Allah yang terketuk hatinya bebernya.
Senada dengan Nukman, Caleg Dapil Bolo Madapangga Nurdin Amin SH pun sangat mengakui keadaan ketimpangan dan disparitas tersebut
” jika saya dilantik , ini yang utama saya bahas dan kerjakan. Soal ketidakadilan pembangunan termasuk kaum tani yang tidak diperhatikan dan dipandang sebelah mata oleh negara dan kekuasaan,” bebernya
Dirinya akan lebih memperhatikan kesejahteraan para petani nantinya jika sudah dilantik dan disyahkan KPU keberadaan anggota dewannya hasil pemilu serentak beberapa waktu lalu, meski suaranya di Dena tidak ada dan hanya satu dua biji bagi om digon tak masalah,” itu soal kecil terpenting berbuat dulu dan tulus mengabdi,” tandas Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Besar PDIP ini.
Selain itu Nurdin Amin alias Digon melihat selama ini rakyat tani dan nelayan bukan tidak diperhatikan tapi belum menyentuh apa kebutuhan utamanya,” ya jalan tani itu hemat saya harusnya diaspal karena bisa saja menghubungkan Madapangga dengan Dompu dan satu satunya jalan alternatif bila ruas lintas Sumbawa Bima Monggo Ndano Tololara macet dan dalam kondisi force majeure,” ungkap Caleg terpilih Dapil II dari Partai PDIP ini pada jejakntb Senin (18/3).
Untuk diketahui jalan tani So tolo dena merupakan satu satunya jalan tani yang dirintis almarhum Kades Dena H Moersalin Midoen bersama H Said Halim dan dirawat diera Krpala Desa Kaharuddin Haji Ibrahim S.Sos bersama Syamsuddin ( Sudi Sepih) radiusnya lumayan panjang hingga ke Lagara Kabupaten Dompu.
Sayangnya jalan tani tersebut kurang diperhatikan pemerintah terutama pemerintah desa dan kecamatan padahal di titik subordinat itu terdapat pusat itigasi pertanian sebagai sumber utama kehidupan dan bermata pencaharian.
Digon siap memperjuangkan Jalan Tani So Tolo Dena jika pemerintah lalai untuk kepentingan Rakyat
Digon melihat banyak bahkan makin banyak masalah masalah yang terjadi selama Dinda Dahlan memimpin dua periode dan dirinya pertegaskan bahwa obsesinya menjadi dewan di dapilnya saat ini adalah untuk kepentingan rakyat sesuai tagline yang tertulis di sticker calegnya beberapa saat lalu.
” saya akan menjadi mitra oposisi pemerintah guna menegakkan instruksi partai dan mengamalkan ajaran bung karno,” pungkasnya.
Sebenarnya jalan tani ini bisa juga sebenarnya dikerjakan dengan menggunakan anggaran dana desa entah apa yang ada dalam benak para punggawa kantor saat ini hingga mengabaikan jalan tani (*)