Kisah Sukmawati Ibu Rumah Tangga jadi Caleg, Saat Diajak Nyaleg oleh Tim Sukses

JEJAK, Sumbawa| Ada anggapan di masyarakat kalau ingin maju sebagai caleg harus memiliki modal besar.

Hal itu dikarenakan biaya kampanye untuk maju sebagai caleg harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar.

Banyak caleg yang harus merogoh kocek dalam agar bisa terpilih menjadi anggota dewan.

Tapi, hal itu tidak berlaku bagi caleg asal Sumbawa ini.

Dia lah Sukmawati, seorang ibu rumah tangga yang berani maju sebagai caleg DPRD Kabupaten Sumbawa Dapil Lima yang meliput wilayah Kecamatan Alas Barat, Alas, Buer, Utan dan Rhee.

Ibu empat orang anak ini maju sebagai caleg dari PKS ini memberanikan diri meski tidak memiliki modal.

Dalam acara silaturrahim dengan media ini, Kamis (27/4) Sukmawati menceritakan bagaimana dirinya bisa maju sebagai Caleg.

Selama 3 tahun ini, Sukmawati bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan empat orang anak .

Saat dirinya fokus ingin mengembangkan usaha dan bisnisnya dalam hal penginapan tiba tiba diajak oleh tim sukses untuk maju sebagai caleg.

“Yang ngajak saya nyaleg itu tim sukses, sejumlah tim yang ternyata mereka pentolan PKS,” katanya saat diwawancarai media, Jumat (28/4).

Lanjutnya, ia diajak maju sebagai caleg karena dianggap menginspirasi.

Sukma pun menuturkan cerita lucunya saat sejumlah timnya itu meyakinkannya untuk maju sebagai caleg.

“Kamu mau gak dijadiin caleg. Kamu kreatif kan? mau ya ta’ jadiin caleg. Ya barangkali biar dapet banyak konsumen homestaynya juga” katanya seraya diikuti tawa oleh sejumlah tetangganya.

Sukmawati mengaku terus mendapatkan motivasi, sebab ia menganggap kalau politik itu bukan milik orang kaya saja, tapi hak semua orang.

“Aku tak punya uang. gak masalah. terus dia (timses) bujukin saya setiap hari. ya sudah lalu saya daftar jadi caleg. Saya bilang sama ibu dan misua, saya mau jadi anggota dewan,” ucap Sukmawati.

Saat memulai pendaftaran, Sukmawati harus melalui rintangan yang cukup berat.

Ia kerap pendapat cibiran dari orang-orang karena dirinya tidak memiliki modal.

Saya bilang sama suami saya. Saya mau nyaleg. terus dia bilang ‘kamu mah gak mungkin, kamu gak punya uang,” katanya.

Ia juga sempat diremehkan orang lain karena dirinya tak punya banyak uang.

“Kata orang saya ada uang gak. Gak ada saya bilang. terus dia bilang ‘Ah kalau gak ada uang gak mau dipilih.’. Tapi timses saya beri semangat, saya didoain semoga orang-orang pada support dirinya,” ungkapnya.

Sukmawati pun menceritakan cara dirinya mulai sosialisasi dan dekatkan diri kepada warga masyarakatnya.

Sambil menjadi seorang ibu rumah tangga, ia mengampanyekan diri kepada para pelanggannya maupun warga dengan door to door dulu.

Kadang ia juga kerap hadiri acara acaranya warga seperti khitanan, kematian, mantenan dll.

“Ke kampung door to door tempel stiker di rumah tetangga atau temen. Gak ada yang protes, tapi seminggu kemudian gambar saya dilepas,” ucapnya sambil tertawa. Bahkan sudah ada yang mulai menyorotinya juga dirinya tidak mengenakan hijab,” tambah ibu empat anak ini sambil tertawa.

Mendengar cerita dari Sukmawati, rupanya redaksi mencoba ikut rembuk memanggil dua tokoh untuk memberikan konsultasi kepada Sukmawati.
Salah satunya yakni Direktur Bina Massa Cendekia Samawa, Elshabier Alghura.

Direktur Bina Insan Cendekia Samawa, Elshabier Alghura memberikan konsultasi kepada caleg pemilik homestay melalui media online ini menyarankan agar Sukmawati tetap mempertahankan kebersahajaannya.

“Bu Sukma memiliki potensi yang jarang dimiliki politisi lainnya. Bu Sukma bisa menjadi billboard berjalan. Jadi harus berani gunakan atribut yang langsung menyatakan ‘saya adalah caleg’,” katanya.

Selain itu, Elshabier juga menyarankan agar Sukmawati bisa menampung aspirasi dari para pelanggannya maupun timses, lalu ditempelkan ke usaha dan kreatifitasnya sehingga mbak sukma makin dekat dan dikenal.

Nkm

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top