Dugaan Pungli ‘Parkiran’ di Lokasi Kompetisi Anak Kota Bima Disorot Walimurid SSB, Berikut kritikannya !

Sebuah ilustrasi yang menggambarkan oknum tukang parkir liar saat kompetisi di Stadion Manggemaci Convention Hall

 

JejakNTB.com | Kompetisi Sepakbola Usia Dini Kelompok Umur KU-10 dan KU-12 yang digelar Bima United Soccer Team dalam rangka HUT NTB dan Kota Bima serta Anak Nasional yang digelar di Stadion Manggemaci Bima dari tanggal 24 Desember 2022 mulai pukul 08.30 wita bakal mengantarkan SSB Persid yang mewakili Kabupaten Bima mengangkat Trophy bergengsi tersebut,

Pantauan media, selain squad Persid tangguh juga didukung oleh kondisi lapangan stadion Manggemaci yang nyaman untuk menggiring si kulit bundar nan rerumputannya sangat hijau namun sayangnya faktor hujan lapangan sudah kelihatan sangat becek.

Kompetisi yang mempertemukan sejumlah tim di musim akhir tahun ini memang sangat dahsyat, seluruh tim sepak bola usia dini baik di Kota maupun Kabupaten Bima dipertemukan pada penghujung tahun 2022 dan masih dalam momentum istimewa HUT NTB ke 64.

Untuk KU 10 dan 12 sudah diprediksikan lolos dalam Kompetisi regional tersebut hanya saja kerja keras panitia akan lapangan dan sasana bertanding yang perlu ditingkatkan kapasitasnya,

” Kalau bisa lapangan yang becek itu ditaburi dengan tanah kering atau ampas gabah agar tidak membahayakan pemain karena yang bermain ini anak anak usia dini bukan orang dewasa?” imbuhnya

Humas SSB Persid Nukman menilai kompetisi tersebut lumayan hanya saja dirinya melihat kesiapan panitia dalam menggelar event tersebut masih sangat jauh dari harapan,

” Penonton saja tidak duduk dipanggung melainkan berdiri seharusnya buatkan panggungnya dan karcis masuk sudah termasuk parkiran, sarannya.

” Belum ditata dengan maksimal, parkirnya saja sangat mahal sekali dan kendaraan pemain maupun official serta pelatih bertumpuk memenuhi bahu jalan belum ada tempatnya masih memggunakan bahu jalan untuk parkiran selain itu maraknya tukang parkir liar yang memungut asal saja tanpa karcis dan sangat memaksakan kehendak pengguna,” ungkapnya.

Selain itu kondisi tempat parkir yang terendam air memicu pemilik kendaraan memarkir di sembarang tempat karena ketiadaan lokasi dan tidak adanya kerjasama yang apik antar panitia dan pengelola parkiran.

” Parkir mobil 10ribu dan sepeda motor 5ribu tanpa karcis atau minimal ata tanda stempel kompetisi yang melegalkan pungutan itupun beda orang beda juga mintanya bahkan sadisnya ada oknum langsung minta uang parkir sebelum kendaraan keluar atau pulang. Sementara saat balik lain lagi oknum yang menagih parkiran,” tambahnya.

Hal hal semacam ini harusnya di manage dengan baik oleh rekan rekan yang ada guna menjaga turnamen dari hal hal yang tidak diinginkan.bersama apalagi ada orang luar Bima yang mengikuti kompetisi untuk menciptakan rasa aman dan nyaman yang maksimal.

Selain itu Husen walimurid menyayangkan juga layanan lapangan yang sudah mulai rusak karena faktor cuaca yang tidak diperhatikan panitia termasuk jadwal laga yang sangat padat serta kurang memperhatikan edaran BMKG terkait cuaca.

” Panitia harusnya peka dengan keadaan dan cuaca yang mulai ekstrem saat ini jangan sampai pertandingan itu ditengah tengah curah hujan yang tinggi disertai petir dan angin kencang,” pinta hale sapaan akrabnya.

Hingga berita ini ditulis belum ada panitia kompetisi pertandingan anak usia dini yang bisa diwawancarai karena di lokasi kegiatan yang nampak hanya komentator dan wasit permainan sementara Ketua Panitia dan jajarannya belum berhasil ditemui media. (Nkm)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top