Akademisi Sorot Suksesi 2024 dikangkangi, Prof. Ikin : “Tak ada dibanggakan”

MATARAM, JEJAKNTB|Dinamika politik regional Nusa Tenggara Barat sedang mencari bentuk, belum apa apa sejumlah kader sudah pasang kuda-kuda, lucunya kondisi ini dianggap biasa oleh elite partai, seolah-olah mengakomodir banyak pihak namun sebenarnya itu adalah pola partai agar mengeliminasi potensi lain,

Salah satunya adalah cara kerja kader partai beringin rimbun yang mencoba mengangkangi hasil survei dan rekomendasi DPP

Pantauan media, sejumlah kader yang dimaksud adalah dari partai beringin yang mencoba menghegemoni bursa tanpa memperhatikan azas dan etik internal nya sehingga berpotensi menghancurkan institusi nya dimasa akan datang

Indikasi itu terlihat dari  cara sejumlah kadernya yang bersemangat maju sebelumhasil final survei ditetapkan secara inkracht. Pola sejumlah elit ini serakah tanpa sadar akan menjebak Golkar ke kubangan transaksional dalam berdemokrasi meski hasil Pemilu Legislatif lalu turut signifikan meloloskan kadernya namun membuka kran tidak taat asas dalam berorganisasi serta memupus Marwah organisasi parpolnya itu sendiri.

Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Mohan Roliskana tidak menampik beberapa kader partai Beringin tampil, pada jejakntb Rabu (3/7) mengungkapkan  bahwa Golkar NTB tidak  berkewenangan mengatur dan menentukan nama – nama bakal Calon Kepala dan wakil Kepala Daerah yang merupakan kader partainya di internal Beringin menjelang suksesi kepemimpinan daerah yang akan digelar serentak November mendatang termasuk merekom nama untuk mewakili pilgub dan pilwagub 2024.

” Saya di Jakarta, enggak apa apa diutarakan saja apa yang mau disampaikan,” ucap pria yang akrab disapa Mohan saat dihubungi Rabu sore lewat ponselnya.

Mohan ke Jakarta belum diketahui apa agendanya namun dipastikan ikut mengawal bursa pilgub NTB yang walaupun dirinya hanya mengatakannya begitu saja,

” Saya welcome, silakan sampaikan apa yang mau dibahas, kita bahas melalui sini aja (telepon,red) tuturnya dalam sambungan awal telepon saat media menghubungi.

Dalam pilkada NTB sejumlah kader beringin dominan mulai dengan flayer hingga stiker bahkan baliho raksasa serta massif di pemberitaan bahkan survei guna berkompetisi merebut hati partai dan petinggi DPP, diantaranya Mantan Bupati Lombok Tengah H Moch Suhaili FT, Incumbent Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti, Mantan Pj Gubernur NTB H Lalu Gita A, dan Walikota Mataram itu sendiri.

“Iya, belum semuanya,  ini khan baru tataran survei pertama masih ada survei lanjutan, jadi 3 – 4 orang pertama ; pak uhel, pak gite, saya sendiri dan ibu dinda masih bersifat sementara dan masuk jejaring survei dan baru keluar satu kali baru tahap pertama mungkin minggu depan sudah akan dirilis lagi untuk survei kedua dan terakhir akan dirilis agustus,

 

Ketika ditanya apakah cara sejumlah kadernya itu tidak kebangetan Mohan menanggapinya dengan senyum.

” hanya saja semuanya tergantung akhir dari survei itu bukan saya penentunya” ucapnya

Mohan diduga membiarkan kadernya berselancar seperti itu dianggapnya hal biasa padahal cara itu turut merawat dominasi membangun dinasti menurut hemat akademisi sebagai bentuk mengkerdilkan demokrasi dan memperlihatkan keserakahan dalam memenuhi hasrat politiknya. Meski yang menentukan DPP tapi Mohan turut mengajukan pula ke DPP nama nama tersebut,

” Itu ranahnya DPP, saya dimanapun ditaruh saya siap, kalau memang sekarang saya harus stay di Kota, yach di Kota dulu laah bang, ” ujarnya lirih saat dikonfirmasi media.

Prof. Dr. H. Zainal Asikin S.H., S.U., selaku Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Negeri Mataram melihat pola kaderisasi dan cara organisasi parpolnya tersebut makin menggerus kepercayaan publik terhadap partai

” Belum bisa diandalkan organisasi parpol kita jika mindset nya ngawur kita juga gak faham para bakal calon gubernur dan Wagub ini apakah sudah baca aturan atau kejar tayang,”

Saat ditemui, guru besar itu melihat tidak ada yang dibanggakan dari wacana suksesi kepemimpinan NTB lima tahun kedepan,

” Belum ada yang saya banggakan,” ucapnya

Menurutnya ada beberapa alasan yang membuat dirinya hilang kepercayaan terhadap suksesi ini, diantaranya masih belum ada yang dibanggakan selain itu dominasi hasratnya untuk mengulang kekuasaan masih menyelimuti kontestasi pilkada serentak,

 

“Ada tiga hal yang membuat semua figur yang ditampilkan nggak ngaruh dan membawa kemaslahatan buat Nusa Tenggara Barat (NTB) lima tahun mendatang

“Pemimpin kita banyak yang tidak faham dengan kondisi sosial masyarakat, itu yang saya baca sehingga dalam keperiodean yang lalu banyak sekali persoalan persoalan yang tidak terselesaikan

Pertama,  persoalan hukum di masyarakat seperti persoalan hukum di tiga Gili termasuk menyangkut pembelaan terhadap hak-hak rakyat yang tidak ada, saya selalu menyuarakan pembelaan terhadap rakyat tapi tidak ada satupun yang terselesaikan dan masyarakat sampai sekarang pun menderita betul seperti saat ini di ketiga titik gili tidak ada air, rakyat menjerit termasuk pelancong pun rata rata check out, masa hal seperti ini tidak bisa diselesaikan,”

Kedua, Saya akan memilih orang, memilih Gubernur/Wakil Gubernur yang mau menyelesaikan masalah untuk NTB termasuk soal tiga gili dan mau menyelesaikan soal tanah yang masih menyelimuti rakyat Bumigora.

Ketiga,  belum pernah saya lihat dan dengar apa gagasannya para bakal calon gubernur maupun wakilnya yang ada saat ini, nggak pernah lihat gagasan gagasannya “pungkasnya.

Ia mencontohkan tidak ada satu calon pun yang masuk media atau diwawancarai bicara apa gagasannya sehingga mencalonkan diri di pilkada

” Belum ada yang memberitakan gagasan mereka akan dikemanakan Nusa Tenggara Barat ini lima tahun kedepan sehingga mau maju di bursa pilkada motivasi nya apa, kita belum pernah dengarkan paparan konsep bahkan VSI misinya itu hal yang sangat urgent kami tunggu gagasan para bakal calon gubernur dan para bakal calon wakilnya akankah mereka masih memutar lagu lama ? Sementara pilkada tinggal menghitung hari,” tutup Guru Besar Fakultas Hukum Unram ini pada media.

 

 

Pewarta. Tim

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top