Penuhi Kebutuhan Daging Nasional, RPH Banyumulek Kembali Diaktifkan. Ini Penjelasan Asdep Soal Itu !

Inilah RPH Banyumulek yang telah diserahkan ke Swasta Pengelolaannya, setelah sekian lama menganggur kini inshaaAllah akan menggeliat kembali.

 

JejakNTB.com | Rumah Potong
Hewan (RPH) Banyumulek di Kabupaten
Lombok Barat yang telah difungsikan
kembali diharapkan bisa menjadi salah satu pemasok daging untuk memenuhi
kebutuhan nasional. RPH yang beberapa tahun nganggur, kini dikelola oleh PT Arta Begawan Nusantara dan akan menargetkan jumlah produksi
daging sapi yang cukup banyak.

Tidak tanggung-tanggung, perusahaan
pengelola menargetkan per hari akan
memotong sekitar 200 ekor sapi. Namun di awal-awal nya perusahaan akan memulai dengan jumlah 15 hingga 50 sapi.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis
Peternakan dan Perikan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Pujo
Setio, berharap RPH Banyumulek dapat
menjadi salah satu pemasok daging untuk memenuhi kebutuhan nasional dan meningkatkan perekonomian negara.

“Semoga adanya RPH ini tujuannya untuk
menjamin pasokan dan stabilitas harga
daging, karena kita harus menekan angka inflasi sehingga secara keseluruhan akan meningkatkan perekonomian negara,” ujarnya di sela-sela acara pemotongan perdana sapi di RPH Banyumulek, Kamis.(29/12).

Khusus di NTB, tambahnya, jangan hanya
menjadi lumbung ternak tetapi harus bisa memproduksi daging untuk memenuhi kebutuhan lokal dan bisa dikirim ke sentra-sentra produksi di Indonesia.

Pujo Setio mengungkapkan, secara nasional perkiraan tahun 2023, jumlah penduduk Indonesia sekitar 278 juta jiwa dan perkiraan angka konsumsi 2,93 per kg perkapita pertahun, sehingga kebutuhan daging mencapai 815 ribu ton.

“Produksi kita baru sekitar 480 ribu ton,
artinya masih kurang banyak. Kamu
menyambut gembira RPH Banyumulek di
NTB ini karena bisa menghasilkan produk sendiri,” katanya.

Produk daging, kata Pujo, harus diproses
dan diproduksi melalui RPH yang sudah
bersertifikasi dengan menjamin aman,
sehat, mutu dan halal sehingga terjamin
buat konsumen.

Memproduksi daging juga menghemat
dalam pengiriman, jika trend NTB mengirim sapi dalam jumlah 500 ekor dalam satu kapal, namun jika yang dikirim berbentuk produk daging maka hanya dalam satu kontainer saja bisa menampung 70 ton daging.

Tentunya ke depan RPH di seluruh daerah termasuk NTB bisa dilakukan revitalisasi. Pola revitalisasi macam-macam, baik dengan intervensi pemerintah maupun swasta.

“Ini yang kita dorong, kita kerjasama
dengan swasta ini agar lebih mandiri dan
cepat berkembang,” pungkasnya.

(RED)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top