Penguasaan Bahasa Asing bagi mahasiswa dalam memajukan bangsa

Penguasaan Bahasa Asing bagi mahasiswa dalam memajukan Bangsa

*Oleh.
[Dani Saputri]

Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024
Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A

 

 

KOLOM, JEJAKNTB.com | Pada era globalisasi saat ini, bahasa asing menjadi aspek penting dalam penunjang nilai pribadi seseorang, khususnya mahasiswa. Sebagai akademisi, semakin tinggi kemampuan yang dikuasai maka akan semakin menunjukkan kualitas diri yang baik. Namun, siapa sangka penguasaan bahasa asing dapat memberikan kontribusi kepada kemajuan bangsa?

Bagaimanapun juga, mahasiswa diharapkan menjadi calon intelektual dan cendekiawan muda bagi Indonesia. Pasca lulus, mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajarinya ke dalam dunia kerja maupun saat terjun dalam bermasyarakat. Untuk itu, tak menutup kemungkinan jika potensi generasi muda bangsa ini dapat membawa Indonesia menyalip bangsa-bangsa maju dunia.

Akan tetapi, jika ingin membawa Indonesia bersaing secara global, tentu mahasiswa harus mengantongi keahlian berbahasa asing yang baik. Apalah jadinya jika mahasiswa hendak mempelajari ilmu dari negeri seberang namun, belum bisa memahami bahasa asal dari buku tersebut. Belum lagi jika mendapatkan kesempatan belajar langsung di luar negeri, pasti harus mempunyai kualifikasi bahasa asing yang mumpuni.

Ahli psikolingusitik Frank Smith berujar, anda tidak dapat melihat sudut pandang orang lain ketika anda hanya memiliki satu bahasa. Perkataan ini menegaskan bahwa kemampuan dalam berbahasa asing sangat penting untuk membantu seseorang dalam meningkatkan pengetahuannya dari beragam sudut pandang.

Bahasa juga berperan besar dalam meningkatkan kemampuan kognitif seseorang. Tak mengherankan jika orang-orang dengan multibahasa terlihat lebih pintar. Peningkatan kemampuan dalam berbahasa asing dapat dimulai dari hal-hal yang disukai, contohnya mendengarkan musik dalam bahasa asing, menonton film, maupun membaca buku berbahasa asing.

Di sisi lain, melalui kajian yang dilakukan Universitas Harvard, belajar bahasa asing terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas. Selain itu, belajar bahasa asing dapat meningkatkan kecerdasan otak serta memperkuat daya ingat dan fungsi pokok otak, termasuk dalam hal berpikir dan bertindak.

Kajian tersebut juga menyebutkan, adanya saraf-saraf vital dalam otak seperti broca, wernicke, dan daerah korteks berkaitan dengan fungsi berbahasa. Ketiga saraf tersebut berpengaruh pada cara kerja otak dalam merespon bahasa atau kalimat yang diucapkan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perkembangan otak manusia ditentukan oleh jumlah bahasa yang didengar. Semakin banyak jumlah bahasa yang didengarkan, maka semakin sering pula otak akan terlatih. Penemuan ini mencoba menegaskan bahwa otak manusia dapat berkembang secara optimal apabila diberikan rangasangan-rangsangan yang mampu melatih otak.

Sekilas, sudut pandang ini memberikan gambaran bahwa belajar bahasa asing dapat mendukung keseimbangan hard skill dan soft skill yang berpengaruh positif kepada mahasiswa. Dengan menguasai bahasa asing, mahasiswa dapat berkontribusi membangun Indonesia lewat berbagai bidang seperti program transfer ilmu dan program internasionalisasi. Selain itu mahasiswa juga bisa mewakili kampus dalam berbagai kompetisi internasional.

Terlebih lagi, jika para generasi muda telah memiliki bekal dasar untuk membawa Indonesia ke kancah internasional, maka akan dengan mudah merajut hubungan Indonesia dengan negara luar. Dengan hal ini tentu menjadi harapan nyata sekaligus bentuk manifestasi Indonesia untuk menapaki jenjang lebih tinggi serta bersaing secara global.

 

 

*Penulis merupakan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top