Babak Baru PSSI dimulai dari Sarasehan Sepakbola

JejakNTB.com | “Kesuksesan bukanlah suatu kebetulan. Itu adalah hasil dari kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan dari semua yang kau pelajari,” tulis legenda sepak bola dunia asal Brasil Edson Arantes do Nascimento yang lebih dikenal dengan panggilan Pele, melalui akun Twitternya pada 2014.
Banyak pihak berharap kepengurusan
Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Erick Thohir dapat membawa sepak bola Tanah Air semakin lebih baik lagi.

Segudang pekerjaan rumah (PR)
peninggalan pengurus lama menanti
Erick setelah terpilih sebagai Ketum
PSSI, yang memunculkan harapan
baru untuk berani “bersih-bersih” di
organisasi sepak bola itu.
Sosok Erick Thohir tidak asing bagi
penggemar sepak bola di Indonesia,
bahkan dunia. Saat dia terpilih banyak
ucapan selamat yang datang dari
bintang-bintang lapangan hijau, sebut
saja Marco Materazzi, John Terry,
Javier Zanetti, Wesley Sneidjer,
hingga Roberto Carlos.

Bagi pecinta sepak bola, siapa yang
tak kenal dengan nama-nama
tersebut. Artinya, sosok yang
menjabat Presiden Inter Milan pada
2013 hingga 2016 tersebut sudah
mulai membangun jaringannya seja
lama.

Jika melihat profilnya, putra dari
Teddy Thohir tersebut adalah
pengusaha, pengurus olahraga,
pejabat pemerintah, dan masuk
dalam golongan filantropis Indonesia.

Sebelum menjadi menteri, Erick
Thohir adalah seorang pengusaha dan
pendiri Mahaka Group, perusahaan induk dari perusahaan yang fokus
pada bisnis media dan entertainment
itu.

Dengan gelar master untuk bisnis
administrasi (Master of Business
Administration/MBA) dari Universitas
Nasional California, selain bisnis
media dan entertainment, bisa jadi
dia juga melihat potensi bisnis dari
sepak bola dan hal itu terbukti.

Selain di Inter Milan, Erick juga
pernah menaruh sahamnya di DC
United dari Liga Amerika (MLS),
Persis Solo dari Indonesia (Liga Indonesia) serta Oxford United (Klub Sepak Bola asal Inggris).

Dengan segudang portfolio yang
mentereng, Erick tetap harus
menyelesaikan pekerjaan yang paling
utama di dunia sepak bola Tanah Air,
yakni jadwal kompetisi yang sedari
dulu hingga sekarang sering menjadi
polemik saat penyelenggaraan Liga
Indonesia. Entah karena tidak
cocoknya dengan kalender Federation
Internationale De Football
Association (FIFA) atau terbentur
dengan perizinan dari kepolisian.

Tugas penting yang banyak
diembankan insan bola kepada Erick
adalah bersih-bersih oknum yang
dinilai menghancurkan nama sepak bola Indonesia dengan permainan
kotornya, seperti pengaturan skor dan
suap, yang masuk dalam lingkaran

“pasar gelap sepak bola Indonesia”.
Peristiwa terbaru, pada kompetisi
Liga 2 musim 2021 ditemukan praktik
percobaan pengaturan skor yang
dilakukan oleh lima mantan pemain
Perserang (Serang). Kasus tersebut
telah mencoreng wajah sepak bola
Indonesia.

Meskipun demikian, masyarakat tidak
menutup mata jika PSSI yang
“kemarin-kemarin” juga telah banyak
melakukan hal baik, antara lain  dengan memberi sanksi kepada oknum-oknum, dengan tidak diperbolehkannya mereka
berkecimpung selamanya di dalam
sepak bola Indonesia.

Oleh karena itu, hal yang selalu
digaungkan oleh pria yang juga
menjabat sebagai Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut
mengenai “transformasi sepak bola”
yang memang tergolong penting.
Pembahasan itu juga muncul darinya
sejak dia digadang-gadang sebagai
calon ketua umum, sebelum
penyelenggaraan kongres luar biasa
(KLB) PSSI pada Februari 2023.

Bahkan, penerima gelar doktor
kehormatan atau doktor honoris
causa dalam bidang manajemen
strategi dari Universitas Brawijaya
(UB) Malang itu mendapat dukungan
dari FIFA untuk mereformasi sepak
bola Indonesia.

Sarasehan Sepak Bola

Berbekal memahami “keruwetan”
sepak bola Indonesia, Erick
menggagas sarasehan sepak bola
yang bisa dikatakan menjadi wadah
klub-klub untuk berdiskusi dan
menyepakati hal-hal krusial apa yang  menjadi penghambat kemajuan
industri bola.

Ruang diskusi itu akhirnya menjadi
ajang curahan hati (curhat) bagi para
petinggi klub, baik yang berkompetisi
di Liga 1 maupun Liga 2. Bertempat di salah satu hotel di pusat Kota Surabaya, sarasehan tersebut berlangsung mulai pagi pukul 08:00 hingga pukul 15:000 Waktu Indonesia Barat.

Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha
Destria, menyampaikan hasil
kesepakatan pertama dari sarasehan
itu ialah memberikan slot waktu yang
eksklusif bagi klub Liga 1 dan Liga 2.
Jadwal Liga 1 akan dimulai pada Juli
2023 dan berakhir pada April 2024,
sedangkan Liga 2 dimulai pada
November 2023 dan berakhir Juni
2024. Dengan demikian, bisa dipastikan,
dari jadwal tersebut masyarakat
Indonesia dapat menikmati
pertandingan sepak bola selama satu
tahun penuh. Selain bisa menjadi
hiburan bagi penikmat bola, hal itu juga diklaim akan berdampak bagus
bagi kesejahteraan klub serta pemain.

Hasil kesepakatan kedua, mengenai
perizinan yang terpusat dari
kepolisian untuk menyelenggarakan
pertandingan. Dengan begitu segala
hal izin pertandingan akan diurus
secara terpusat yang nantinya akan
diturunkan oleh Kepolisian Republik
Indonesia (Polri) hingga tingkat
bawah.Selain jadwal dan perizinan, ada pula perubahan nama kompetisi yang akandigelar pada musim 2023/2024, yakni Liga 1 akan berubah menjadi Liga
Indonesia, sedangkan Liga 2 diubah
menjadi Liga Nusantara.

Sementara format kompetisi baru ada
dua opsi yang ditawarkan PSSI
kepada para petinggi klub. Opsi
pertama, Liga Indonesia (Liga 1) akan
dibagi dalam tiga grup, yang masing-
masing dihuni enam klub. Dengan
begitu pertandingan akan berjalan
dalam tiga putaran, dengan total 271
pertandingan. Pada putaran pertama akanmenggunakan sistem “double round robin” atau kompetisi penuh kandang-
tandang dengan total 90 pertandingan. Artinya, setiap klub akan bertanding sebanyak 10 kali pada putaran pertama.

Kemudian, pada putaran kedua akan
menerapkan format “single round
robin” dan akan mempertemukan
klub-klub yang berbeda grup pada
putaran pertama. Total, pada putaran
ini ada 108 laga, dan masing-masing
klub akan menjalani 12 pertandingan.
Selanjutnya, pada putaran ketiga akan
diambil klub yang masuk delapan
besar dan masuk kategori 10 kecil.

Bagi klub-klub yang masuk babak
delapan besar, akan dibagi lagi dalam
beberapa tahap, hingga nanti akan
mendapatkan siapa yang menjadi
juara Liga 1.

Dimulai dari fase grup, yang akan
dibagi dari delapan menjadi dua grup.
Pada fase ini kembali menerapkan
sistem “double round robin” di setiap
grup. Dengan begitu setiap klub
bermain enam kali pertandingan.
Nantinya, dari hasil fase grup itu,
akan dipertemukan lagi untuk
menentukan posisi delapan hingga
satu. Peringkat terakhir dari masing-masing grup akan saling bertemu
dalam dua leg untuk menentukan
siapa yang akan menempati posisi
tujuh dan delapan.

Begitu juga peringkat ketiga dari
masing-masing grup akan
dipertemukan dalam dua leg untuk
mendapatkan siapa yang menempati
posisi lima dan enam. Hal sama juga
diterapkan untuk posisi kedua grup,
yang bakal diadu dalam dua leg untuk
menentukan siapa yang berhak
menempati posisi ketiga.

Dengan begitu, untuk posisi pertama
masing-masing grup, bakal saling
berhadapan juga dalam dua leg untuk
menentukan siapa yang menjadi
juara. Terkait klub-klub yang masuk
kelompok 10 kecil, akan diterapkan
format satu grup dengan sistem
“single round robin”. Artinya setiap
klub bertemu satu kali. Dengan
demikian, masing-masing klub akan
menjalani sembilan pertandingan.
Kemudian nantinya, tiga tim terbawah
pada fase ini terdegradasi ke Liga 2
pada musim 2024-2025.
Sedangkan opsi yang kedua membaginya dalam babak reguler dan final series.

Untuk babak reguler, 18 klub bakal
bermain dengan sistem “double round
robin” alias kandang-tandang.
Totalnya ada 306 pertandingan dalam
34 pekan. Rencananya fase ini akan
digelar pada 14 Juli 2023-3 April
2024. Nantinya, empat tim teratas
pada fase ini akan melaju ke babak
final series, sedangkan peringkat tiga
terbawah akan terdegradasi dari ke
Liga Nusantara (Liga 2) pada musim pada final series, akan menerapkan
sistem “knock-out” (gugur) dengan
satu pertandingan. Peringkat pertama
akan berhadapan dengan posisi
keempat, sedangkan posisi kedua
bakal melawan posisi ketiga pada
fase ini. Peringkat pertama dan kedua
berhak menjadi tuan rumah untuk
babak ini.

Pemenangnya, akan melaju ke partai
final yang akan digelar di Stadion
Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Periode ini rencananya akan digelar
pada 20-27 April 2024.

Terbaik di Asia Tenggara
Dengan adanya perubahan yang akan
dilakukan semua insan sepak bola
Indonesia, PSSI berharap membawa
kompetisi negeri ini menjadi yang
terbaik di Asia Tenggara untuk
mengalahkan Vietnam, bahkan
Thailand.

Berdasarkan ranking dan penilaian
kompetisi dari Konfederasi Sepakbola
Asia (AFC), saat ini Liga Thailand
menjadi yang terbaik di Asia
Tenggara.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir
mengatakan, secara pribadi merasa
optimistis dapat mengejar
ketertinggalan segala aspek yang
kurang dalam penyelenggaraan
kompetisi, baik dari Liga 1 maupun
Liga 2. Upaya yang dilakukan saat ini tentu tidak bisa dalam sekejap dapat
mengubah keadaan kualitas sepak
bola Indonesia, tetapi dengan adanya
sarasehan sepak bola bisa dijadikan
langkah awal untuk semuanya
bersatu. Tentu, tidak hanya dari PSSI,
tetapi dari klub, suporter, bahkan juga unsur dari pemerintahan, agar sepak bola Indonesia menjadi Macan Asia lagi.

 

PSSI dan Asprov Gelar Sarasehan

Setelah mengadakan sarasehan dengan pemilik klub Liga 1 dan Liga 2, hari ini giliran Asosiasi Provinsi (Asprov) melakukan hal yang sama.

“Ini merupakan sarasehan kedua, setelah sebelumnya bersama klub liga 1 dan Liga 2. Sarasehan itu apa? Kita ingin mendengar apa permasalahan sepak bola yang ada di provinsi,” ujar Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

 

“Kita punya mimpi bersama. Tidak mudah tapi kita harus berani. Contoh, pembinaan usia dini harus dimulai dari usia 9 tahun, karena target persiapan event-event di tahun 2034 harus dari usia itu. Itu salah satu program yang tadi kita diskusikan dengan asprov. Kemudian, untuk jangka pendek. Kita lakukan turnamen liga 2 dan 3 ketika liga 1 mulai. Liga 1 formatnya agak berbeda sedikit,” ungkapnya.

PSSI mempunyai rencana strategis yang tertuang dalam Visi PSSI 2045. Ada 4 fase menuju itu, yaitu pemulihan (tahun 2023), pengembangan (tahun 2024-2028), performa (2028-2034), keemasan (2034-2045).

Kemudian target pembinaan, mengadakan kompetisi usia muda, grassroot putra dan putri. Soeratin dan Grassroot, lalu Elite Pro Academy Liga 1 dan 2. Pembinaan wasit juga menjadi perhatian.

FIFA memberikan 21 program wajib untuk PSSI. Kompetisi putra, kompetisi putri, timnas putra yang aktif, timnas putri yang aktif, kompetisi usia muda putra, kompetisi usia muda putri, timnas usia muda putra yang aktif, timnas usia muda putri yang aktif, IT registrastion dan competition management system yang aktif dan update.

Dilanjutkan dengan program untuk mempromosikan dan mengembangkan perwasitan, membuat inisiatif lainnya, program safeguarding, mengintegrasikan prinsip antidiskriminasi, membuka budaya kepatuhan, melawan segala bentuk manipulasi pertandingan, melawan segala bentuk doping, mengurangi aktivitas perusakan lingkungan.

Selanjutnya, menyediakan sistem penyelesaian sengketa pemain/pelatih lokal, memenuhi syarat minimum untuk kontrak pemain profesional, menyediakan lingkungan yang aman bagi peserta dan penonton pada saat pertandingan, dan mengimplementasikan inisiatif apapun selain yang sudah disebutkan untuk meningkatkan kualitas tata kelola di PSSI.

Ada 11 program yang ditawarkan PSSI untuk Asprov. Diantaranya, Liga 3 Provinsi, kompetisi usia muda Soeratin U17 dan U-14, grassroot putra dan putri (U-9, U-10, U-11, U-12), kompetisi usia muda putri (Pertiwi U-14), Piala Pertiwi (Amatir Putri Senior), melakukan update registrasi (pemain, pelatih, wasit dalam sistem PSSI).

Lalu melakukan kursus kepelatihan minimum 2 kategori (PSSI D dan AFC/PSSI C), melakukan kursus wasit minimum 2 kategori (PSSI C3 dan C2), organisasi yang aktif, sistem organisasi yang terukur (badan yudisial, komite audit, dan kepatuhan), perapihan administrasi keanggotaan PSSI.

“Semua itu kami diskusikan dengan Asprov, banyak masukan dari mereka, kemudian kita mencari solusi bersama-sama,” tutup Erick. (Red)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top