WSBK dan MotoGP Rugi?

JejakNTB.com| Debat dan diskusi tentang lenyelenggaraan WSBK dan MotoGP rugi menurut saya harus segera di akhiri. Ini sama sekali nggak produktif. Kalau diteruskan kita akan rugi semua. Sudah saatnya kita mencari solusi. It is better to light a candle than to curse the darkness.

MotoGP sebentar lagi akan kita laksanakan. Bulan Oktober 2023 ini sudah tinggal beberapa saat lagi. WSBK dan MotoGP akan terus rugi kalau manajemen penyelenggaraan nya seperti sekarang. Ini event bagus dan di tangan manajemen dan penyelenggara yang bagus event ini bukan hanya SIGMA atau dampak keseluruhannya yang untung tapi penyelenggaraannya juga bisa untung.

Kepada Pak Menteri BUMN saya usulkan agar yang menangani WSBK dan MotoGP ini langsung INJOURNEY dengan Mas Doni Oskaria sebagai panglimanya langsung. Kita butuh sosok seperti beliau dgn leadership yang kuat dan decisive serta selalu bisa memberi harapan akan hadirnya cahaya di ujung terowongan 🙂

We are racing againts the time..kita berpacu dengan waktu dan butuh solusi segera. Kami Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten Lombok Tengah siap membantu dan bersinergi dengan Mas Doni…saya optimis ini akan berhasil dan sukses.

Where there is a will, there is a way !
Cherio…

(Ini usulan saya ke Pak Erick TOHIR dan Mas Tiko, di penghujung malam, sambil menunggu penyelenggaraan MXGP di Samota Sumbawa)

Tulisan diatas bukan opini bukan kolom melainkan curhat Gubernur NTB, Bang Zulkieflimansyah alumnus Doktor jebolan Ekonomi Industri yang baru saja lewat beranda facebook dan baru saja beberapa netizen yang me like nya.

Mencermati tulisan status singkat orang nomor satu di Bumi Gora itu menimbulkan inspirasi buat kita ada apa Pak Gubernur menulis itu padahal baru saja membuka secara resmi opening ceremony bersama riders di halaman Kantor pemerintahan  setempat yakni Sumbawa.

Disaksikan Bupati dan Wakil Bupati, Jajaran Pemprov NTB, INFRONT, CARSTEN serta lainnya Bang Zul baru saja menandai dibukanya sport tourism with amazing sport yang akan diharapkan mampu menggali peluang agar UMKM menggeliat, terjadi dialektika, dinamisasi serta ubah mindset dari menunggu (wait and seeing) jadi menjemput (visited).

Kenapa hanya WSBK dan MotoGP sementara MXGP tidak disinggung dan dibahas? Ketiganya itu menurut hemat kita sama bahkan setali tiga uang, bahasa kerennya kembaran.

Ide dan niatan awal Pak Gub bisa kami baca ingin berdayakan dan optimalkan segala macam potensi terutama NTB yang punya bonus demografi yang lumayan cukup baik namun faktanya tidak demikian.

Moto GP pertama di Mandalika Sirkuit kalau tidak salah setahun lalu banyak memberikan testimoni, begitu pula dengan MXGP Samota tahun 2022.

Apa itu? Sejumlah warga mengeluhkan tanahnya yang belum dibayar ITDC dan MGPA, UMKM yang merugi karena hasil jualan dalam sirkuit tidak sebanding dengan cost yang dikeluarkan hingga adanya aksi kemusrikan yang antiklimaksnya juga pada kemacetan yang membawa malapetaka.

Beberapa orang meninggal di tempat gegara kehabisan oksigen doyan nyalain air conditioner hingga lupa buka katup jendela lalu pertukaran udara gak ada mana kelelahan tinggi sehingga memicu darah memompa jantung para penggemar olahraga kuda besi yang kesohor itu.

Sport Tourism ?

Setahu saya, Sport tourism adalah gabungan dari olahraga dan pariwisata. Selain mengadakan acara olahraga, sport tourism digunakan untuk mempromosikan pariwisata, atau mengenalkan obyek menarik di daerah yang menyelenggarakan acara.

Sesuai dengan namanya, sport tourism adalah wisata yang dikombinasikan dengan olahraga. United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) menjelaskan, sport tourism adalah sektor wisata yang pertumbuhannya paling cepat, karena semakin banyak wisatawan yang tertarik pada aktivitas olahraga.

 

Apa hubungan olahraga dan rekreasi?
Olahraga atau aktivitas jasmani dijadikan sebagai sarana rekreasi yang dengan aktivitas tersebut pelakunya menjadi sehat dan bugar serta memperoleh manfaat rekreasi “membuat sesuatu yang baru (dari rutinitas pekerjaan) dan juga revitalisasi-semangat hidup yang baru” (Hayden Ramsay dalam bukunya Reclaiming leisure: art, … 
Bersambung …..
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top