Transformasi Pendidikan Vokasi Untuk Mahasiswa

Transformasi Pendidikan Vokasi Untuk Mahasiswa

 

*Oleh : Sahra, M.Pd

 

 

Indonesia harus bergerak cepat untuk menjadi kekuatan dunia dengan memanfaatkan bonus demografi. Melalui Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar, Program Guru Penggerak, transformasi pendidikan telah menghasilkan vokasi yang lebih terbuka, relevan dan inovatif untuk menyiapkan future talent dan future skills di berbagai bidang. Pendidikan Vokasi adalah suatu bentuk pendidikan tinggi yang berfokus untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan praktis yang dapat diterapkan secara langsung pada pekerjaan atau industri tertentu.

Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalamai tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55 pada tahun 2023. Adapun angka Harapan Lama Sekolah (HLS) anak usia 7 tahun ke atas meningkat dari 12,55 pada tahun 2015 menjadi 13,15 pada tahun 2023. Sesjen Suharti mengungkapkan bahwa dalam mengevaluasi capaian penyediaan akses pendidikan, tidak bisa hanya melihat angka rata-rata lama sekolah saja. Kemendikbudristek menngunakan Harapan Lama Sekolah untuk menghitung berapa lama anak usia 7 tahun yang masuk sekolah sekarang berada dalam sistem, dan sekarang posisi tersebut sudah mencapai 13,1 tahun dan melebihi target 12 tahun,” ungkapnya.

Transformasi pendidikan vokasi dimulai sejak awal pemerintah Presiden Joko Widodo dengan melakukan revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai tonggak awal. Melalui Merdeka Belajar program SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi mewarnai perjalanan pendidikan vokasi menuju SDM unggul. Sementara itu, pendidikan tinggi turut merasakan gebrakan melalui kebijakan MBKM, berbagai program unggulan sepeeti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Kampus Mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa dibeberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Wirausaha Merdeka, Praktisi Mengajar, serta implementasi Kampus Merdeka Mandiri (KMM) mengukir prestasi.

Penulis sebagai pengawas sekolah SMP sangat merasakan dampak dari transformasi pendidikan vokasi bagi mahasiswa, yang saya perhatikan melalui program Kampus Mengajar, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dimana mahasiswa melakukan kegiatan pembelajarannya langsung di sekolah selama 3 bulan. Diwaktu itulah mereka berkolaborasi dengan bapak ibu guru terkait pengetahuan yang mereka dapatkan di kampus dengan kenyataan di sekolah dimana mereka ditempatkan.

Program Kampus Mengajar memilikifokus dalam membantu pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah penugasan mahasiswa yang diselaraskan dalam Rencana Aksi Kolaborasi (RAK) Program Kampus Mengajar yang disusun oleh mahasiswa sendiri. Perlu diketahui syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti program ini adalah minimal terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester 4 (Empat) pada saat program berjalan dan memiliki IPK minimal 3,00.

Transformasi pendidikan Vokasi ini sangat penting dilakukan untuk meyiapkan tenaga kerja yang berdaya saing, terampil, bermutu, dan relevan dengan tuntutan dunia kerja yang terus berkembang. Jika pendidikan vokasi maju, kesempatan anak bangsa untuk memasuki dunia kerja atau gerbong ke dunia industri lebih terbuka lebar. Pelajar dan mahasiswa akan tumbuh menjadi tenaga-tenaga ahli yang diperhitungkan di negara bahkan dunia.

 

 

 

*Penulis merupakan Pengawas SMP/MTs dibawah naungan Dinas Dikbud Sumbawa

 

 

 

 

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top