Suasana Sejuk Sesaat Pangeran dan Cicit Sultan Bima Dikhitan. Undangan :” Alhamdulillah Hujan dari pagi hingga malam”

JejakNTB.com, BIMA|Ada suasana yang berbeda di saat prosesi suna ra ndoso yanv digelar Majelis Syara Dana Mbojo Kesultanan Bima, suasana mendung dan hujan terus bergelayut dan menghiasi acara sakral berbudaya tersebut.

Kesultanan Bima akan melaksanakan Suna Ro Ndoso (Perayaan Khitan ) bagi Pangeran Muhammad Putra Pratama bin Sultan H.Ferry Zulkarnain, Muhammad Athala Zulkarnain, dan Muhammad Naufal Haidar

Ketiganya merupakan cicit dari Sultan Muhammad Salahuddin Bima dan merupakan pewaris tahta dan trah yang akan melanggengkan kekuasaan kedepannya.

Khitan adalah salah satu kewajiban bagi putra putri Sultan dan juga masyarakat Bima, dalam menunaikan Syariat Islam.

Suna Ro Ndoso sebuah pertanda bahwa anak-anak sudah akan beranjak remaja Aqil balik.

Biasanya sebelum melakukan khitan atau Suna.Pihak Kesultanan, malam harinya akan melaksanakan prosesi Peta Kapanca.

Dimana Para Putra Putri Sultan. Akan dihias, jari jemari, telapak tangan akan di tindih dengan Daun Pacar yang telah di tumbuk halus, sedangkan keningnya akan dihiasi beras kuning dan karaba ( kembang padi yang telah di oseng.

Prosesi Peta Kapanca membutuhkan waktu yang panjang.

Usai melaksanakan ritual Peta Kapanca yang dilakukan oleh 7 orang Pemuka Masyarakat.

Putra Putri Sultan, akan mengikuti Prosesi Pembacaan Barjanji dan Sholawat Nabi.
Kali ini Pihak Kesultanan Bima pun melaksanakan Rangkaian Pembacaan Bajanji, Sholawat, Dzikir dan Khaflah Al Qur’ an Qori Internasional M.Firdaus, SE.

Dan pada Sabtu pagi 1 Oktober, Pangeran Muhammad Putra Pratama akan melakukan upacara Compo Sampari.

Upacara compo Sampari atau mengenakan Keris, sebuah pertanda bahwa seorang pangeran akan memasuki usia remaja, sedangkan Sampari atau Keris menandakan bahwa Putra Sultan harus memahami akan dirinya, yang memiliki tanggung jawab moral untuk berbakti dalam membela dan memperjuangkan akan tegaknya Agama Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Usai Compo Sampari Sang Pangeran akan dikhitan.
Untuk menghibur Pangeran yang tengah di khitan, biasanya akan dilakukan Ritual Maka.

Maka sebuah atraksi tarian yang di selingi dengan pantun-pantun dan tetabuhan genderang dan seruling.

dimana Sang Maka Punggawa KeSultanan, membacakan syair-syair atau pantun yang menghibur Pangeran agar tidak merasakan Kesakitan tetapi membawa Keberanian.

Setelah itu Maka akan melempar sekantong yang berisikan Ringgit atau Uang Recehan, beras Kuning, Karaba fare dan kelapa kuning.

Hasil lemparan Maka biasanya akan diperebutkan.

Prosesi Lemparan dari Maka, menandakan berakhirnya Prosesi SUNA RO NDOSO.

Setelah itu Pangeran akan menerima Salam penghormatan dari Tamu Undangan.

Salah seorang undangan mengaku momentum acara ini penuh keberkahan dimana petani lagi menjerit kekurangan air namun tiba tiba datang hujan yang tak terkira sejak pagi hingga siang.

” Alhamduulillah ini berkah tersendiri bagi kami petani disaat sedang memikirkan air buat siram jagung tiba saat tiba hujan ini anugerah yang sangat luarbiasa,” pungkasnya sembari berterimakasih kepada tuhannya atas segala curahan nikmat ini. (Nukman)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top