Serap Masalah Petani, Wabup Novi Turun Gunung

JejakNTB.com – Wakil Bupati Sumbawa Dewi Noviany laksanakan kunjungan lapangan sebagai sebuah inspeksi mendadak ( Sidak) untuk mengetahui kondisi para petani yang saat ini sedang panen raya, kepada media ini Dewi Noviany menyampaikan bahwa petani kita hari ini banyak yang sedang panen, mereka berharap agar harga gabah meningkat.

“Saya bersama dengan kepala dinas pertanian, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan, Kabag ekonomi, Dinas PUPR, Kepala Bulog dan para Camat setempat melakukan sidak ke beberapa gudang dan mitra Bulog yang ada di Kecamatan Moyo Utara, Kecamatan Utan dan Kecamatan Alas,” ujar Novi sapaan akrab Wabup Sumbawa, Sabtu (02/04).

Setelah kami melihat langsung di gudang yang ada di beberapa Kecamatan kondisinya sedang penuh, padahal petani kita masih sedang panen raya, kondisi ini  membuat kita berpikir keras agar gabah yang  ada di gudang segera digiling menjadi beras dan didistribusikan ke daerah-daerah lainnya yang kekurangan atau butuh sehingga gudang Bulog maupun mitranya dapat kembali menyerap gabah petani yang saat ini sedang dipanen.

“Adapun harga yang diterima petani kita masih di sekitar harga Rp 3.300 per kg. Sementara diterima di gudang setelah ditambah dengan biaya karung dan ongkos buruh menjadi Rp 3.700 per kilogram,” jelas Novi.

Kita akan pastikan harga gabah bisa naik ketika beras Raskin kembali lagi di salurkan melalui Bulog atau dalam bentuk non tunai berupa beras, maka semua nya bisa tuntas dan harga gabah bisa kembali normal karena Gabah Bulog di gudang-gudang yang disewakan masih banyak/full, tahun lalu saja bisa mencapai 15 ribu ton yang tersebar di beberapa Kecamatan.

“Kita berharap Pemerintah Pusat untuk mengubah kebijakannya dalam penyaluran Raskin dengan uang tunai menjadi non tunai atau beras, sehingga roda perekonomian bisa kembali normal,” pungkas Novi.

Ditambahkan Kadis Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa, Riki Trisnadi, bahwa terkait masalah gabah, via bulog sangat signifikan untuk stabilisasi harga. “Karena  kebijakan Raskin udah di geser ke Bantuan Langsung Tunai (BLT). Maka serapan jadi nihil. Gudang bulog over stock,” jelas Riki.

Saat ini, katanya, kita telah melakukan pengiriman ke Provinsi NTT via Bulog sebesar 2.500 ton. Dalam waktu dekat,  kita upayakan untuk program bela beli dengan mewajibkan seluruh ASN Sumbawa agar membeli beras via Bulog, sehingga stock cadangan di gudang Bulong bisa terdisribusi dengan baik. “Harapannya siklus Demand dan Suplai (D/S) jadi seimbang maka petani Sumbawa bisa mendapatkan harga jual berdasarkan HPP dan tentunya petani bisa untung dan sejahtera,” pungkas Riki. (ruf/bgs)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top