Sekretaris PP Muhamadiyah Gantikan Nadiem Makariem, Guru Se-Indonesia Bahagia. Ini Alasannya!

JAKARTA, JEJAKNTB| Jelang pelantikan presiden dan Kabinet Baru dibawah kepemimpinan Prabowo-Gibran sejumlah elit dipanggil termasuk untuk mengisi  pendidikan jenjang PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs terhitung mulai hari ini, Selasa (15 Oktober 2024) Presiden RI terpilih Prabowo Subianto memanggil khusus Sekertaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mut’i  menggantikan Nadiem Makariem untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen). Sesaat setelah itu, Abdul Mut’i dihadapan sejumlah media cetak maupun online mengatakan siap meski amanah ini berat, mengingat kompleksnya permasalahan pendidikan yang dihadapi Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).

” Pak Prabowo memberikan amanah kepada saya untuk memimpin kementerian, untuk memajukan pendidikan khususnya Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) serta beliau juga menyampaikan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun bangsa terutama kunci dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana amanat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,” ucap pak Menteri dihadapan sejumlah awak media.

“Dan kami menyampaikan kepada pak prabowo untuk menjadikan pendidikan ini sebagai gerakan pencerdasan untuk Indonesia Raya yang berkemajuan.,” pungkasnya

Salah seorang guru di Nusa Tenggara Barat, Lukman mengaku senang dengan pergantian person tersebut, alasannya selama dikendalikan Nadiem Makarim pendidikan dasar dan menengah kacau balau.

” Sistem pendidikan dibuat ribet, implementasi kebijakan pendidikan ngawur bahkan amburadul, dan sangat tidak mendidik, “bebernya.

Terkesan Nadiem mengelola pendidikan secara instan hit and run belum fokus menyentuh isi dan substansi selain itu hanya menyuburkan budaya mal administrasi dan dugaan korupsi karena kebijakannya yang mubazir dan banyak korbannya.

Selain itu Lukman juga melihat sistem online yang diterapkan Sang Menteri itu mirip sistem gojek online yang menyamakan guru dengan tukang ojek. Dia mengumpamakan pengisian data itu ‘overlap’. Ia membebani tenaga pendidik dengan meluncurkan sekian aplikasi digital berbasis online mirip aplikasi gojek dan manajemen restoran.

 

“Bapak ibu guru bangsa sudah tidak mengajar melainkan suruh ngisi data, yang sudah katarak dan buta matanya suruh  menghadap laptop isi aplikasi sementara tugas pokoknya terabaikan, kami puas dan sangat senang digantikan,” ucapnya.

 

Selain itu ada juga perubahan kurikulum yang dilakukan Nadiem berkali-kali bukan sekali malah tiga kali, dan kondisi ini menyebabkan dikdasmen set-back.

 

” Dikdasmen ini always makes trial and error tidak ada aktualisasi konsep dan platform paten, mereka tiba saat tiba akal, jangan dilanjutkan kebijakan nadiem” sambungnya.

 

“Kami berharap Bapak Menteri yang baru tidak melanjutkan kebijakan pendidikan yang dianut Nadiem Makarim sebab menurutnya ribet dan gak ada kerjaan selain itu sesat dan menyesatkan sementara secara geografis Indonesia belum memiliki akses yang sama di 34 Propinsi,” pinta Lukman.

 

Prabowo juga menyampaikan beberapa hal agar bagaimana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) bekerja sebaik-baiknya.

 

 

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top