Polemik ‘transferan’ peliputan MotoGP, diduga Kadis Kominfo main mata dengan Dorna, MGPA dan ITDC

JejakNTB.com | Event Pertamina Grand Prix Mandalika International Sircuit 2022 telah usai, dan diduga menyisakan banyak persoalan, mulai dari dugaan calo tiket, meninggalnya calon penonton di Rembige, layanan publik Mandalika Sirkuit yang tidak memadai seperti MCK dll, angkutan dan transportasi sejumlah armada dari jawa yang tak dibayar, insiden bypass, terlantarnya penumpang, pewarta ketinggalan bis, pembalap ditinggalkan rombongan menuju bandara  hingga soal transfer senyap konspirasi peliputan media yang sangat ribet bahkan banyak masalah dan modus operandi lainnya yang masih tersisa di Mandalika,

Redaktur Tambora Post misalnya menilai adanya dikotomi untuk para peliput kegiatan MotoGP misalnya terlihat dari dibeda bedakannya pemberian fasilitas untuk media lokal dengan nasional,

,” saya juga merasa heran ada dua kubu dan silang sengketa antara MCI dengan kominfo yang menaungi sejumlah media lokal, sementara wartawan dorna dengan MGPA dan ITDCnya asyik enjoy dan bebas keluar masuk arena, bahkan untuk sekelas wartawan semacam iwanbanaran.com aja diberikan keleluasaan meliput oleh Dorna bahkan masuk di VVIP yang harganya 10 juta, mashaaAllah, tuturnya dengan kecewa,

Selain itu Nia Warta NRP.com juga melihat dan menilai Kepala Dinas Kominfotik Najamuddin adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam kejadian tersebut,

” Saya minta Gubernur NTB segera ganti Kepala Dinas Kominfo NTB saudara Najamuddin karena tidak becus mengurus MCI di Mandalika Sirkuit, katanya.

Najamuddin bersama Kabid maupun jajaran serta stafnya telah mengkhianati UU Pers 40 Tahun 1999 dan mengangkangi Birokrasi, saya minta teman teman media paham dan cermat serta teliti bahwasanya ada kapitalisasi dalam bentuk sport tourism yang digagas Dispar NTB dan Kominfotik , terangnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media jejakntb.com event internasional motogp mandalika asli meninggalkan berbagai masalah dan kesan yang buruk di mata publik dan status sirkuit bakal menuai nasib seperti sentul city di Bogor mengingat manajemen amburadul yang diterapkan pihak ITDC dan MGPA serta unsur maupun stakeholders lainnya dalam menggelar event Grand Prix yang sangat jauh dari SOP Dorna maupun event dunia di berbagai negara,

Zenny [30] asal Sumatera mengaku kaget ketika melihat dari dekat kondisi riil Mandalika Sirkuit dan Sarana Prasarana yang disiapkan,

” MCK nya saja kualitas jamban sungai mana udah nggak punya air buat siram kotoran dan air kencing, ditambah kondisinya yang sangat jorok dan kotor, ucap Wanita asal Sumatera ini sambil menertawakannya.

Selain itu wanita yang berprofesi sebagai wartawan ini mengaku heran dengan harga tiket pesawat terbang pun sangat mahal saat ini bahkan hingga H – 4 pun, keadaan harga tiket masih melonjak naik,

” Harga tiket masih sangat mahal dan saya memilih masih stay disini [Mataram.RED] untuk menunggu harga tiket pesawat berubah untuk jurusan Lombok – Sumatera, ucapnya pada Media Online JejakNTB.com Kamis, 24 Maret 2022.

Sementara, kejanggalan lainnya adalah soal honor media peliputan yang kini terus menjadi bahan perdebatan dan perbincangan hangat di group group media se NTB,

Saat briefing media di Astoria Hotel beberapa saat lalu, telah dibahas panjang lebar soal manajemen dan tekhnis pelaksanaan yang melibatkan kemkominfo, dishub, bahkan pemprov serta pihak kepanitiaan sempat membahas soal honor termasuk pemberian ID Card khusus bagi sejumlah jurnalis yang terhimpun dalam MCI Kominfo maupun Dorna Sport.

,” iya memang tidak ada honornya, siapa yang bilang ada honornya namun dinamika didalam grup grup yang mengatasnamakan MCI lah yang memicu polemik ini,

,” Dan kenapa minta data media dengan teramat sangat sulit jika memang setelah kami sampai disini dilarang dibatasi dan dipilah pilah coba dari awal kita tahu seperti ini bakalan kita tidak mau hadir sambung wartawan lain yang enggan dikorankan namanya,

selain itu ada kejanggalan lain yang dirasakan sejumlah wartawan dari Bima Dompu dan Sumbawa yakni perlakuan yang tidak adil namun dialibi dan dilaihkan dengan hal hal lain yang sifatnya tidak berguna,

” Mereka bilang tiket itu juga melampaui honor dan insentif, maaf yach terimakasih sudah memberikan kami itu tetapi sebenarnya tiket itu bagian dari akses kami selaku jurnalis dalam peliputan dalam jalankan tugas negara mensukseskan event internasional mengingat Indonesia menjadi taruhan nama baik kita, sambungnya.

Polemik seputar ini terus bergulir didalam group media yang  tak habis habisnya bahkan aksi  saling balas membalas berbagai comments dan chattingan pun saling bersahutan tiada akhir di group media center Indonesia (MCI) yang dibuat bersama beberapa saat lalu.

 

SAp salah satu pewarta media regional mengaku honor pemberitaan untuk media itu memang ada,

                                 Bukti transfer 
                          Ke Rekening salah satu media

“Ini saya dikirimkan oleh redaksi, Kemarin kalau ndak salah semua transportasi di danai kementerian Kominfo RI,  Ini jadi bukti kalau pendanaan bukan dari kementerian melainkan ITDC, tulisnya dalam Whatsapp hasil chattingan dengan Redaksi Media JejakNTB.com

                        Bukti chattingan Whatsapp antara
                        Redaksi jejakntb dengan Saparudin

,”Itu jadi bukti dan itu tak bisa ditiru, Teman-teman kok bilang hoax. Komen di grup. Kita ndak bersatu, mustahil ndak ada acara internasional, tulisnya lagi melalui whatsapp redaksi kamis 24 Maret 2022.

Pewarta Media Post Kota NTB SAP membantah pengakuannya yang telah dijadikan rilis sejumlah media,

,” saya tidak kenal jejakntb, saya memang sempat caht tetapi itu hanya untuk diskusi saja bukan untuk diberitakan, elaknya

Menanggapi hal tersebut, I Made Pari Wijaya yang coba dihubungi jejakntb melalui saluran telepon [25/3] menegaskan bahwa dirinya tidak berani berkomentar terlalu jauh soal tersebut namun dirinya berjanji akan menanyakan hal tersebut kepada rekan rekannya,

 

” Nanti saya tanyakan, sabarlah dan soal media bukan ranah dan kewenangan saya, jawabnya singkat pada whatsapp [25/3]

Dirinya mengaku bukan sebagai bagian yang mengurus media melainkan bagian operasional lain di ITDC.

” Saya memang bagian operasional namun bukan menangani media, kita masing masing punya job desk tersendiri mas, pungkasnya

catatan penting dalam penyelenggaraan tersebut diduga terjadi dikotomi antara media yang satu dan lainnya, tidak adanya saling keterbukaan serta alibi dan bobroknya Kominfotik NTB yang diawaki Kadis Kominfo najamuddin

Aktifis Kemanusiaan Elshabir Alghura, SH menilai Diskominfo bersama ITDC telah menggunakan MCI sebagai wadah memanfaatkan media dan journalnya,

” Sangat disayangkan kok bisa event Internasional seperti itu nggak punya dana, sementara rekan rekan media meliput berhari hari dan menggunakan transport sendiri menuju Mandalika, bayangkan yang dari luar daerah Lombok, saya juga mendengar wartawan sebelumnya tidak diijinkan masuk oleh sejumlah bule dipintu masuk dengan alasan wartawan lokal di MCI tempat peliputannya, kok miris sekali, ucapnya.

Masih Elshabir, dirinya meminta semua media bersatu dalam menyikapi pro kontra ini dan sangat memalukan bila hal tersebut terus menjadi polemik di ruang publik,

” Silakan diinvestigasi masalah ini dengan fokus dan serius, ini bukan soal UU  40 tahun 1999 melainkan hak dan kewajiban sebagai pekerja media sebagaimana tertuang dalam kontrak kerja maupun MoU dengan Media, katanya.

Sementara pihak Kementrian Kominfo RI Usman Kamsong yang dihubungi media melalui whatsapp pribadinya mengatakan,

,” Tanya aja ke ITDC atau Diskominfo, Mas., urainya singkat melalui whatsapp tadi sore.

informasi yang terhimpun tim investigasi media online jejakntb.com ternyata ajang balapan Moto GP 2022 kemarin dilakukan diatas lahan yang merupakan kepemilikan ITDC dan sirkuit dikelola oleh MGPA sedangkan Dorna selaku penyokong bersama pemerintah pusat,

“, Saat JejakNTB bersama Harian Amanat mencoba masuk siang sekitar pkl 13.30 wit dengan menggunakan ID Card MCI memang ditolak pihak MGPA dan boneka boneka Dorna, ucap Nukman,

” Don’t entrance, here !! katanya, this is only for crew Dorna and you please back to MCI meniru bahasa Bule kafir yang berjenis kelamin laki dan perempuan saat itu kepada kedua wartawan tersebut,

,” Media media lokal itu bersama MCI dan Kominfo sedangkan Media Nasional dan Regional ada bersama Dorna Sports,kata salah satu staf kominfo yang enggan dikorankan namanya.

Hingga berita dinaikkan belum ada pihak terkait yang bisa dimintai tanggapan dan keterangannya, baik dari pihak Kemenkominfo maupun Dorna Sports serta stakeholders lainnya. [TiM]

 

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top