Pjs.Bupati Dompu ajak semua pihak terutama Pemuda Untuk Bangun Daerah

DOMPU, jejakntb.com |Penjabat Sementara Bupati Dompu, Baiq Nelly Yuniarti SAP., MSi meminta semua pihak untuk mensupport pembangunan Kabupaten Dompu terutama di saat transisi dan dikendalikan dirinya. Kadis Perindag NTB ini berharap kepada semua komponen yang ada untuk memacu progressifitas pembangunan Dompu dan tidak saling mendikotomikan. Hal tersebut terungkap saat kru media JejakNTB mendatangi di ruang kerjanya, Selasa 22 Oktober 2024 kemarin.

Nelly Yuniarti ingin menoreh sejarah di Bumi Nggahi Rawi Pahu dengan turut berpartisipasi meletakkan mindset pembangunan yang lebih pro oriented bukan sebaliknya.

” Kehadiran saya meskipun sementara atau sesaat tapi saya tidak ingin kesannya seperti itu, saya ingin biar lima hari di Dompu tapi seolah-olah karya saya sebesar lima tahun,” ucapnya.

Dia melihat Dompu sangat istimewa dibandingkan tetangganya Bima dan Kota Bima, hal itu beralasan mengingat Dompu memiliki privilege yang tak dimiliki yang lain. Dia mencontohkan sumberdaya alam nya yang sangat kaya yang bisa menjadi cadangan devisa yang tak ternilai dan belum diurus secara baik dan maksimal.

Kabupaten Dompu adalah sebuah kabupaten di bagian tengah Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ibu kotanya bernama sama. Wilayahnya seluas 2.321,55 km² dan jumlah penduduknya sekitar 241.836 jiwa (Sumber. Wikipedia)

 

Dompu Kaya Akan Emas dan Tembaga

Temuan potensi sumber daya mineral 2 miliar ton emas di wilayah galian PT Sumbawa Timur Mining (STM), di Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), ternyata didominasi tembaga.

“Perlu kembali kami luruskan bahwa kandungan mineral yang mendominasi pada deposit onto adalah tembaga, bukan emas,” kata President Director PT Sumbawa Timur Mining, Bede Evans pada detikBali, Jumat (30/12/2022).

 

Dikatakannya, PT STM merupakan perusahaan tambang tembaga, karena temuan sumber daya mineral di wilayah galiannya didominasi kandungan tembaga. “Dengan begitu, PT STM adalah tambang tembaga. Oleh karena itu, kegiatan eksplorasi PT STM difokuskan pada penentuan nilai ekonomis dan kelayakan sosial tambang tembaga,”jelasnya

Bede Evans mengungkapkan, pihaknya belum berani memberikan informasi soal keuntungan produksi. Pasalnya, PT STM saat ini masih melakukan kegiatan eksplorasi di tambang tersebut.

“Saat ini kami memilih memfokuskan diri pada pelaksanaan kegiatan eksplorasi yang aman, efektif, dan efisien. Sehingga belum dapat kami informasikan keuntungan saat produksi kelak, mengingat deposit onto memiliki tantangan teknis yang juga perlu diatasi,” jelasnya.

Proses eksploitasi yang dilakukan hingga kini masih terus dilakukan PT STM. Sejauh ini, perusahaan tersebut telah melalui proses penyelidikan umum, dilanjutkan dengan studi kelayakan geologi.

“Saat ini kami sedang melakukan beberapa studi pre-feasibility engineering. Kami optimistis dapat menemukan solusi teknis untuk tantangan ini. Tapi, kami juga harus realistis bahwa masih belum ada kepastian bahwa Proyek Hu’u akan menjadi operasi pertambangan,” tuturnya.

 

Potensi Luar Biasa Sektor Pariwisata Dompu yang Terabaikan

 

Seperti daerah lain di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata berlimpah, Kabupaten Dompu, di Provinsi Nusa Tenggara Barat, pun ada dalam barisan yang sama.

Topografi alam panoramik, keunikan budaya, garis pantai yang melalui hampir semua kecamatan di Dompu, hamparan Savana sangat luas, pola hidup masyarakat yang mengundang keingintahuan, kekayaan kuliner khas, sistem sosial budaya yang menarik, dan sistem serta model aktualisasi keyakinan yang juga tak kalah spritualistiknya dibanding di daerah lain, adalah rentetan potensi turistik yang siap untuk mengisi pundi-pundi ekonomi Dompu secara khusus dan Pulau Sumbawa secara umum, jika disentuh dan dikelola dengan tepat.

Semua potensi tersebut, tentu terlebih dahulu harus disadari sebagai potensi pariwisata, agar kemudian bisa dikategorikan sebagai aset pariwisata yang bisa dimonoteisasi untuk kemaslahatan masyarakat Dompu

Sepanjang interaksi saya dengan daerah Dompu dalam beberapa bulan terakhir, saya bertemu dengan persoalan pariwisata yang pertama, yakni rendahnya literasi dan kesadaran pariwisata di hampir semua tingkatan pengambil kebijakan

Kurang mendalam dan komprehensifnya literasi kepariwisataan hampir terdapat di semua level pengambil kebijakan yang mengakibatkan potensi-potensi pariwisata di atas menjadi kurang tersadari, tergali, bahkan di beberapa lokasi justru mengalami mismanajemen

 

Sehingga, hasil yang didapat cenderung sangat minim, sesuai dengan bentuk sentuhan minim yang diberikan. Kondisi literasi pariwisata semacam ini harus segera ditambal oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, dengan cara duduk bersama dengan semua pihak yang masuk ke dalam kategori stakeholder sektor pariwisata Dompu untuk membuat komitmen bersama terhadap sektor cuan tersebut. Hasilnya adalah berupa visi misi pariwisata yang akan diturunkan ke dalam masterplan pariwisata dan kebijakan-kebijakan pendukung

 

Dalam hal ini, bentuk kebijakan pendukung bisa berupa regulasi, insentif, pun berbagai macam keberpihakan (fiskal, hukum, dan politik), harus segera diarahkan kepada sektor pariwisata di daerah Dompu. Namun sebelum itu, yang paling dasar dan utama dari semua ikhtiar itu adalah munculnya kesadaran pariwisata dari sang kepala daerah terlebih dahulu. Hal semacam ini lazim kita sebut dengan istilah pembentukan “CEO Commitment” atau komitmen kepala daerah atau pemimpin-pemimpin institusi terkait beserta tokoh-tokoh daerah yang ada.

 

Nelly pun meminta semua pihak untuk sadar dan tidak melakukan pendikotomian terkait potensi yang berbatasan dengan kabupaten hingga Kota dan seterusnya.

 

” Saya contohkan di Pulau Lombok Kawasan Gunung Rinjani misalnya dulu ngotot kita hanya bisa mengklaim namun tidak maksimal memberdayakan akhirnya apa sekarang? Warga KLU dengan Taman Surganya menyulap kaki Rinjani menjadi Subur ditanami berbagai macam jenis termasuk tanaman yang dulu tak mungkin tumbuh sekarang malah subur seperti strawberry dll,” ucapnya membandingkan

Pjs Nelly juga sudah mengetahui bahwa Kabupaten Bima dan Dompu pun masih ngotot-ngototan juga saling klaim kawasan Tambora bahkan Pulau Satonda dll,” Sudahlah itu udah nggak jamannya lagi, jika kita merasa memiliki daerah kita kenapa tidak kita saling melengkapi, yang Bima maksimalkan potensi sesuai haknya begitupun sebaliknya termasuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan sehingga termanfaatkan untuk masyarakat,” pungkas Nelly.(Nkm)

 

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top