Penobatan Raja Muda Sumbawa Diiringi Tarian khas penuh Syahdu

JejakNTB.com, Sumbawa Besar| Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa tinggal menghitung hari. Persiapan panitia kegiatan terus dimantapkan. Salah satunya adalah menyiapkan Tari Intan Kalanis.

Tarian klasik warisan budaya Kesultanan Sumbawa ini akan ditampilkan kembali dalam Upacara Pengangkatan Datu Rajamuda. Terakhir, tari ini ditampilkan pada acara Penobatan Sultan Sumbawa XVIII tahun 2011 lalu.

Pantauan media ini, enam penari perempuan yang terpilih dari siswi SMA Negeri 2 Sumbawa, dengan gemulai menggerakkan tubuhnya, seraya menghayati suara serunai dan alunan Dede pada gladi resik yang dilaksanakan di Istana Dalam Loka, Minggu (26/5)

Untuk diketahui, dalam sejarah seni tari di Sumbawa, Intan Kalanis adalah tari klasik yang berkembang di Kesultanan Sumbawa pada masa pemerintahan Sultanah Syafiatuddin. Sang Sultanah kemudian dipersunting oleh Sultan Abdul Hamid dari Kesultanan Bima

Karena peran sebagai seorang istri yang menjalankan tugas suami, Sultanah pindah ke Bima membawa seluruh penari, pemain musik, bahkan sampai alat musik tradisional Sumbawa yang mengiringi Tari Intan Kalanis ini. Di Bima, tari ini dikenal dengan nama Mpa’a Sumbawa yang khusus ditarikan oleh para putri Sultan atau bangsawan Kesultanan Bima.

“Saat saya berkunjung ke Bima dan mewawancarai banyak penari yang berusia tua di sana, saya dapatkan cerita ini. Ternyata kita memiliki tari klasik Kesultanan yang masih diingat di Bima,” tutur H. Hasanuddin HD, budayawan, koreografer, dan pengkaji tari senior

Melalui rekonstruksi hasil penelitian tentang Mpa’a Sumbawa inilah Tari Intan Kalanis diciptakan. Tari Intan Kalanis akan ditampilkan lagi dalam momen bersejarah Pengangkatan Datu Raja Muda Kesultanan Sumbawa setelah tiga belas tahun ditarikan. Terakhir, tari ini ditampilkan pada acara Penobatan Sultan Sumbawa XVIII tahun 2011 lalu. (Iss)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top