Obsesi Pemimpin Daerah Yang Integritas

OBSESI PEMIMPIN DAERAH YANG INTEGRITAS

 

*Oleh. DR.H.Ibrahim Abdullah,B.Sc;SE;MM
Direktur lembaga penelitian manajemen MADANI NTB

 

OPINI, JejakNTB (MATARAM) |Kita sebagai warga negara Indonesia pada tanggal 14 Februari 2024 telah melaksanakan pemilu serentak untuk memilih presiden wakil presiden anggota ; DPR DPD DAN DPRD. Dan sudah ditetapkan presiden /wakil presiden dan anggota DPR DPD DAN DPRD oleh KPU baik pusat maupun daerah.

Bagi calon presiden/wakil presiden dan anggota DPR, DPD dan  Anggota DPRD yang kalah merasa tidak puas dengan menggunakan hak konstitusi mengajukan keberatan sesuai ketentuan ke MK dengan anggapan pelaksanaan pemilu ada indikasi :
1.Penggelembungan suara secara struktur sistematis dan masif di seluruh wilayah Indonesia
2.Terjadi kecurangan dan tidak netral yang dilakukan oleh KPU BAWASLU Aparatur Negara ASN dan Kepala Desa
3.Terjadi nepotisme/KKN
4.Serangan fajar dengan main uang

Tuntutan yang kalah tersebut ternyata di kalahkan oleh MK dengan asumsi tidak cukup bukti yang kuat untuk mendukungnya.
Menurut para pakar ilmu politik pemilu tahun 2024 adalah pemilu yang dilaksanakan paling curang sejak pemilu pertama tahun 1955.

Secara logika dan filsafat semestinya pemilu kemarin paling baik dengan azas pemilu LUBER DAN JURDIĹ. Tapi manusia pelaksananya yang tidak jujur disiplin adil dan tidak netral.

Semua agama mengajarkan kepada kita semua yang kita lakukan akan di pertanggung jawabkan kepada Tuhan di akhirat kelak.

Pemilu di katakan pesta rakyat tapi rakyat diintimidasi di paksa untuk memilih calon tertentu aparat siap dengan senjata laras panjang.

Rakyat Indonesia sangat patuh setelah melakukan pencoblosan mereka kembali ke rumah kem
sawah dan bekerja di tempat lain. Kalau pelaksana pemilu bekerja sesuai aturan rakyat akan senang.

Para calon juga memahami psikologis masyarakat memanfaatkan keadan tersebut dengan main uang ke pemilih agar memilih mereka. Malahan menurut prediksi pengamat pemilu cost untuk pilpres 1triliun gubernur 100 miliar dan bupati wali kota 100 juta bahka66n lebih dari prediksi tersebut.

PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK
(Bersambung……..)

 

 

*Penulis adalah tokoh sekaligus pengamat dan akademisi tinggal di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top