Meninggal Dalam Melaksanakan Tugas KPU Santuni anggota PPS

LOMBOK TIMUR, JEJAKNTB| Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lombok Timur (Lotim) telah memberikan santunan kepada keluarga anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang meninggal dunia.

Selain itu, KPU juga memberikan santunan kepada dua orang Pantarlih yang jatuh sakit saat bertugas dalam Pilkada 2024.

Pemberian santunan dilakukan langsung di media center KPU Lombok Timur (Lotim) pada Jumat (19/07/2024), dihadiri oleh sejumlah Komisioner dan Sekretaris KPU, serta para ketua PPS.

Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Lotim, Rento Sirnopati, menjelaskan bahwa pemberian santunan ini sesuai dengan Surat Keputusan KPU Nomor 59 Tahun 2023 yang mengatur tentang santunan bagi badan ad hoc yang mengalami musibah.

“Sesuai informasi dari sekretaris tadi, sebenarnya ada lima orang yang akan menerima santunan hari ini, hanya saja dua orang di antaranya masih belum melengkapi administrasinya,” ujar Rento.

Tiga orang yang administrasinya sudah lengkap akan menerima santunan berupa uang tunai dari KPU Lotim.

Santunan yang diberikan meliputi Rp 46 juta untuk staf sekretariat PPS bernama Dudi Warisuni yang meninggal dunia saat bertugas, serta masing-masing Rp 2-4 juta untuk para Pantarlih yang mengalami kecelakaan.

“Untuk yang mengalami kecelakaan, jumlah santunan tergantung pada tipologi musibah yang dialami. Misalnya, jika opname beberapa hari, menerima Rp 4 juta, sedangkan untuk rawat jalan menerima Rp 2 juta,” tuturnya.

Dudi Warisuni adalah staf sekretariat PPS Aikmel yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia saat menjalankan tugas.

Di tempat yang sama, istri Dudi Warisuni, Selfitri, mengaku bersyukur atas santunan yang diberikan oleh KPU Lotim, Dia mengatakan, santunan sebesar Rp 46 juta tersebut akan digunakan untuk keperluan anaknya yang baru berusia tiga tahun.

“Iya, ini untuk anak, untuk pendidikannya. Dia baru tiga tahun dan ditinggal bapaknya meninggal dunia saat kami baru menikah empat tahun,” ungkapnya.

Dia juga menerima kepergian suaminya dengan lapang dada dan meyakini bahwa semua adalah musibah yang telah digariskan oleh Allah SWT.

“Perasaan ditinggal mati suami tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kalau mau dibilang sedih, sedihnya sudah lewat. Insya Allah, saya ikhlas, ini semua sudah takdir Allah,” ucap Selfitri.(win)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top