Kader Partai PDI Perjuangan Fitriah Bakal Mengisi Senayan di Pemilu 2024
Oleh. Nukman
Fitriah kader partai PDI Perjuangan yang direkomendasikan DPD dan KPU dengan nomor urut 3 bakal menguat di pemilu legislatif yang akan digelar lusa secara serentak Rabu 14 Februari 2024. Indikasi tersebut bisa dilihat dari jumlah calon yang diajukan oleh Partai besutan Hj Megawati Soekarnoputri yang memasang hanya tiga Calon DPR RI Dapil NTB 1 dan satu satunya mewakili kaum gender adalah Fitriah.
Pemilu 2024 sangat progressif dimana kaum perempuan lumayan ambil peran dan tampil hampir di semua partai. Doktrinasi dan edukasi gender maupun kesetaraan kini terisi dan terlengkapi, perempuan NTB makin hari semakin sadar bahwa peran dan partisipasi politiknya sangat ditunggu rakyat.
Fitriah merupakan pemula dan rakyat kecil bukan kader senior melainkan beginner dalam membangun bargaining politik serta kreatif dalam memgarusutamakan pemberdayaan.
Wanita kelahiran Taliwang Sumbawa Barat ini boleh dibilang pemula namun berpeluang menduduki kursi senayan yang hanya menyediakan quota 3 orang untuk pulau Sumbawa.
Perempuan yang sehari harinya sebagai ibu rumah tangga ini merupakan sosok wanita inspiratif KSB pernah berjuang memperjuangkan KSB dalam meraih cita dan harapan.
Meski Dapil NTB 1 saat ini masih dihuni para petahana termasuk incumbent lokalan namun entitas lebih menginginkan suksesnya wanita dalam kancah pemilu 2024 besok
Keunggulan Fitriah adalah dia wanita kelahiran Sumbawa Barat yang merintis perjuangan dengan jiwa entrepreneurship membangun inovasi inovasi dan kreatifitas hingga KSB dikenal dunia hanya karena karya dari seorang ibu muda ini.
Di Komunitas Pulau Sumbawa Fitriah sangat dikenal bahkan mereka akrab dengan owner Home Industry yang menghasilkan per kapita rumah tangga KSB ini. Salah satunya misalnya Rumah Abon Taliwang miliknya yang mampu menyediakan dan membuka lapangan kerja baru bagi pengentasan kemiskinan.
Fitriah selain berdarah KSB juga punya pertalian darah dengan komunitas Bima dan Dompu. Suaminya yang punya keturunan di Sape dan nenek kakeknya asli Bima membuat wanita paruh baya ini bisa diterima baik oleh komunitasnya.
( bersambung)
