e-Lestari Kreatifitas LHK NTB Guna Menumbuhkan Kesadaran Warga Bumi Gora Menjaga Lingkungan

Inilah aplikasi lestari hasil kreasi Dinas LHK NTB dibawah Komando Julmansyah

 

 

JejakNTB.com | Program Zero Waste yang digaungkan pemerintah Provinsi NTB dibawah kepemimpinan Zul-Rohmi ternyata bukan sekenanya saja sebagaimana anggapan banyak orang, Terkait Manajemen Pengelolaan Sampah di Nusa Tenggara Barat, Julmansyah selaku Kepala Dinas DLH Provinsi NTB memaparkan strategi pengelolaan sampah berdasarkan konsep yang sangat terbarukan. Saat ditemui awak media ini Senin 13 Maret 2023 di Jl Majapahit beliau mengungkapkan,

” kita punya angka neraca sampah bisa dilihat di aplikasi lestari aja soalnya dia yang update, jadi dalam konteks pengelolaan sampah di NTB kami dinas LHK itu punya satu akun aplikasi namanya aplikasi lestari, kenapa kita menggunakan aplikasi karena sarana komunikasi kami LHK dengan seluruh stakeholders bahkan masyarakat termasuk komunitas persampahan,” katanya.

Dengan aplikasi tersebut orang bisa bertanya apa saja bahkan dalam aplikasi itu banyak informasi tentang bagaimana pengelolaan sampah yang baik dan benar sesuai standar operasional prosedur Zero Waste.

Konon katanya Aplikasi seru itu diluncurkan sejak pemerintahan Zul Rohmi ada atau dilantik sebagai pemegang kendali roda NTB Gemilang.

” aplikasi ini ada sejak NTB Zero Waste itu diluncurkan, “tambahnya.

Jadi kalau ada komunitas masyarakat Desa yang minta pelatihan atau minta didampingi bagaimana cara pengelolaan bank sampah maka dia tidak usah susah susah nyari lagi, atau gak usah datang jauh jauh misalnya dari Jerowaru kek, dari Pringgabaya kesini dll melainkan cukup dia menggunakan aplikasi itu semacam pengaduan.

Menariknya aplikasi lestari hasil desain Dinas Kominfotik NTB tersebut ternyata sudah bisa di download di hp kita dan aplikasinya telah tersedia di play store apps ponsel kita masing-masing,

” Tinggal di download aja, Kalau ada timbunan sampah terus di foto dan termuat oleh aplikasi lestari maka secara otomat akan terbaca oleh netizen yang tengah mengoperasikannya, kami langsung olah dan angkut barangnya, dengan syarat saat itu aplikasi dalam keadaan online ditangan para pengguna,” ujarnya.

Cara LHK NTB ini selangkah lebih maju sebagai langkah gerakan mengubah perilaku masyarakat dari suka membuang sampah sembarangan menjadi sangat takut sembarangan membuang sampah.

Dengan massifnya dan membuminya penggunaan aplikasi itu lambat laun akan menekan angka sampah atau mengurangi / menurunkan neracanya dari Kota dengan tumpukan sampah tinggi menjadi berkurang.

“Kita tidak lagi forsir pada armada dan pengangkutan dari dan ke TPA melainkan terfokus pada pemilahannya untuk ditata dan dikelola lagi secara teliti dan profesionalitas.,” papar Jul .

Armada dan angkutan sampah menjadi tanggung jawab pemwrintah daerah kabupaten/ kota masing bukan LHK Provinsi, sekali lagi bukan tanggung jawab LHK melainkan Bupati dan Walikota di daerahnya,”

“Kami di Provinsi itu mengelola TPA Regional Kebun Kongo dimana sumber sampahnya berasal dari Kota Mataram dan Lombok Barat, dengan rata rata 250 bahkan hingga 300 ton per hari sampai yang dibawa ke TPA Kebun Kongo. Nah, di TPA Kebun Kongo itu menjadi satu tempat yang menjadi tempat dan modal pengelolaan  sampah karena ada industrialisasinya ada hilirisasinya dimana sampah tadi yang seharusnya menimbun di Alert Field tumpukan sampah sekarang kami sudah menyiapkan 1 industrialisasinya dan dia berproses menjadi sampah RBF atau paddock sampah. Paddock sampah ini harusnya dia dibuang ke TPA dibuang ke TPS, dibuang ke Alert Field sekarang kita sudah menyiapkan suatu alat canggih lagi untuk memanage dan mengelolanya.,” beber Julmansyah.

Yang pada akhirnya sampah sampah yang terkumpul jelas akan dipilah-pilah lagi sesuai keadaan dan kondisinya ditempat,” pungkasnya. (Nkm)

 

 

 

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top