JejakNTB.com,MATARAM | Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pekerjaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2023 dilingkup Dinas Pendidikan Provinsi NTB telah tuntas dilakukan.
Kepala Dikbud Provinsi NTB, Dr.H. Aidy Furqan, M.Pd menegaskan hal itu di ruang kerjanya saat ditemui media ini, Kamis (30/5).
” Alhamdulillah sudah dilakukan monitoring evaluasi dan hasil pemeriksaan beberapa locus oleh BPK RI maupun inspektorat ada temuan yang harus dikembalikan dan ada juga yang disertai dengan catatan,” tegasnya.
Dalam pengelolaan DAK pihaknya mengaku mendapatkan banyak masukan dari masyarakat maupun dari para kepala sekolah itu sendiri.
” Dari hasil evaluasi tersebut kita berusaha untuk tidak mengulangi lagi hal-hal yang tidak bagus di 2024 ini dengan melakukan perbaikan berdasarkan masukan dari APH, Masyarakat maupun dari para kepala – kepala sekolah,” katanya.
Adapun beberapa rekomendasi dari BPK RI yang menjadi catatan pihaknya yakni yang pertama jika tetap menggunakan tipe 1 swakelola wajib mengoptimalkan sumber daya yang ada.
“Jika sumberdaya yang ada itu tidak cukup dari Dikbud maka bisa menggunakan lintas intansi ,” ujarnya
Kedua, masukan dari inspektorat, kejaksaan, Biro AP, Biro Hukum, Biro PBJ dan BPKAD menyarankan dengan banyaknya DAK ini jangan hanya menggunakan satu PPK.
“Tetapi harus menggunakan lebih dari satu PPK supaya penyelesaiannya cepat dan fokus. Dan itu akan kita lakukan pada pelaksanaan DAK 2024 apalagi sumber daya manusia kita sekarang banyak,” paparnya.
Rekomendasi BPK RI yang ketiga bagaimana mengupayakan agar pekerjaan DAK ini berjalan baik meski dilakukan dengan cara swakelola namun tidak melewati tahun anggaran.
Pelaksanaan DAK 2024 ini berdasarkan juknis tetap akan dilaksanakan dengan cara swakelola tipe 1 untuk pelaksanaan pekerjaan fisik.
” Sementara untuk pekerjaan pengadaan menggunakan pola E- Katalog dengan semi kompetisi yang didasari peraturan Menkeu,” terangnya
Adapun untuk total anggaran DAK untuk 2024 menurutnya jumlahnya hampir sama dengan jumlah tahun 2023 yakni sekitar Rp 160 Miliar lebih baik untuk fisik maupun non fisik.
” persiapannya sudah kita mulai karena juknis sudah kita telaah,”tutupnya. (Ve3)
