Abah Amir Angkat Bicara Terkait Penganiayaan terhadap Guru, Berikut Faktanya !

Drs. Amir Hamzah, MM bersama Istri saat berada di Kampung Halaman

 

 

JejakNTB.com | Merebaknya kasus perundungan (Bullying) secara verbal pada fisik murid dan guru di Kabupaten Bima akhir ini mendapat tanggapan dari pendiri organisasi profesi guru Federasi Guru Independen Indonesia (FGII.Red) Drs.Amir Hamzah, MM atau lebih akrab disapa Abah Amir. Tokoh FGII yang sudah lama menjadi guru dan sempat mengabdi 40 tahun di ibukota Jakarta tepatnya di SMAN 76 itu sangat miris melihat kejadian di Bima yang menurutnya sudah sangat jauh dari norma dan etik serta adat budaya sewajarnya.

Pada media, Selasa sore (20/2) pria sepuh kelahiran Ntonggu yang telah sukses mengabdi di Jakarta ini terus memantau perkembangan lebih lebih dunia pendidikan melalui berita online di HP.

” Saya sedih dan pilu melihat Kabupaten Bima yang makin hari makim mundur, tanah kelahiranku yang dulu dianggap serambi mekkah kedua setelah Aceh kini banyak persoalan yang melilit dan menghimpitnya, ada apa dengan tanah tumpah darahku ini” ucap Abah memulai penuturannya.

 

BACA JUGA :

https://jejakntb.com/viral-oknum-kasek-di-kabupaten-bima-tega-lukai-gurunya-gegara-ini/

馃懀馃懀馃懀猡达笍猡达笍猡达笍

Pria yang menggagas lahirnya FGII ini telah memahami kasus yang viral akhir ini melalui grup whatsapp dan facebook yang menurutnya sangat bertentangan dengan nilai nilai kemanusiaan dan humanisme.

“Kaseknya ketularan Pr*****, over acting mentang-mentang Kepala? jadi besar kepala, Kita ada di negara hukum ,Guru merdeka jangan takut pengecut!!; Kalo Kasek sudah maen tangan, silakan lapor polisi donk. Kalo Abah balas pake Kaki,biar mantaap, jangan biarkan Kasek seperti itu ingatkan di atas langit masih ada langit lagi:ingatkan bahwa Kepala Sekolah adalah guru juga, yang hanya diberi tugas tambahan jadi Kepala Sekolah dan wajib mengajar 6 jam pelajaran? kalo nggak salah. coba teliti, beliau ngajar enggak enam jam nya?!!,”bebernya.

Selain itu, Abah Amir juga sangat jengkel dengan cara oknum kasek sekolah dasar yang berwatak preman pasar dalam memposisikan dirinya sebagai manager. Idealnya kasek itu panutan para pendidik dan peserta didik.

“Kadisdikbudpora katanya kerap membina guru dan kasek malah selalu diberitakan media dimana mana tapi kok aneh keluarganya sendiri tak mampu dia bina, terus mau jadi apa daerah kalau model kadisnya seperti itu, bina dong keluarganya dulu baru orang lain,” saran abah.

Amir Hamzah sebagai orang tua sangat terpukul dengan romantika serba serbi kejadian yang menimpa tanah kelahirannya,” Ada apa kampung saya Bima ini,” celetuknya

Masih Abah, dirinya meski sudah tidak di Bima namun tetap memantau semua peristiwa dan jejak digitalnya lewat media baik online maupun offline termasuk cetak dan elektronik

” Sepatutnya kepsek dan guru itu tugasnya mendidik melatih membimbing anak anak bangsa dan membina para pendidik pendidik tangguh menjadi teladan bukan sebaliknya memanfaatkan kedekatan secara individu dan politis dengan pemguasa menjadi mafia bagi kekuasaan dan uang. Kasek itu andalan status sosial seolah olah tokoh padahal: Kepala Sekolah adalah Guru yang hanya diberi tugas tambahan,( sama dengan semua Guru di sekolah ) tapi wajib mengajar 6 jam. Jika tidak mengajar maka fatal akibatnya.

 

BACA JUGA :

https://jejakntb.com/diduga-lakukan-perundungan-oknum-kasek-di-madapangga-dilaporkan-polisi/

馃懀馃懀猡达笍猡达笍猡达笍

Kasus yang menimpa salah seorang guru honorer yang telah mengabdi puluhan tahun tersebut seharusnya mendapat perhatian serius sebab kasusnya kini tengah dipantau publik dan berproses.

Bukan maksud membesar besarkan tapi dari seluruh rangkaian pembinaan yang dilakukan OPD diduga belum maksimal terutama dalam kepengawasan dan evaluasi monitoringnya, ” tambahnya

Informasi yang terendus, HR selaku terlapor oleh Rosdiana kabarnya telah memasukkan laporan balik dalam delik pencemaran nama baik kepada putri korban dengan mengarahkan pada UU ITE terkait sosmed dengan melapor akun facebook Rania sebagai sumber viral kasus perundungan itu.

namun pelapor sangat berharap agar oknum pelaku dihukum seberat beratnya berdasarkan bukti yang dikuatkan oleh visum et repertum yang dikeluarkan PKM setempat

Ketua DPC FGII Kabupaten Bima聽 melalui wakil sekertaris Agusriadi SPd meminta agar kasus yang terjadi di SDN Inpres Tonda diatensi semua pihak, ” mari kita kawal kasus ini jangan sampai kasusnya hilang ditengah jalan atau dipolitisir yang ujung ujungnya guru dan siswa menjadi korban.

” feeling saya kasus ini akan panjang karena sudah saling lapor kemudian posisi korban adalah guru dan pelaku adalah kepala sekolah, ini dilematis adanya,” ucap dia.

Agus mengkhawatirkan oknum guru makin dipojokkan dan tidak ada teman temannya yang mau memberikan support atas peristiwa tersebut padahal fakta

” Kasihan ibu ini seharusnya dia dilindungi organisasi maupun ada pihak pihak yang berkompeten seperti lembaga perlindungan saksi dan korban dalam menghadapi persoalan bullying fisik ini,” tuturnya

“Kita harus obyektif bapak ibu jangan sampai kalian memihak pada dia (oknum.red) hanya gegara dia kepsek lalu anda takut dll, jangan yaa,”ungkap pelatih beladiri tingkat nasional pada jejakntb, Kamis (22/2)

Menurut informasi yang beredar oknum HR telah memasukkan laporan balik ke Polres Panda dengan mengarahkan ke delik pencemaran nama baik atas akun facebook Rania alias Fanny putri korban yang dianggap telah memfitnah diri HR dan menggiring opini

” kasus ini jangan sampai tidak tuntas dan berakhir dibawah meja melainkan wajib diusut tuntas agar memiliki efek jera supaya kejadiannya tidak terulang sebab jika tidak ditanggapi maka akan menjadi jadi.

Dalam kasus tersebut, oknum kasek HR (56) diduga menganiaya seorang guru bernama Rosdiana (45)聽 saat KBM dengan cara membully dan melakukan perundungan secara fisik yang memicu korban melaporkan ke polsek terdekat.

Agus meminta semua pihak jernih membaca keadaan dan menyatakan siap badan membela kebenaran dan kedzoliman

” jangan sampai kita menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah serta tajam keatas namun tumpul kebawah, jangan lah begitu. Baiknya kita proses saja sesuai fakta riil tanpa subyektifitas ini itu dan bapak ibu guru jangan takut bicara apa adanya jangan mencla mencle mentang mentang oknum keluarga elit dan dekat bupati dsbnya lalu takut meredup memberikan pencerahan dan kesaksian,”pintanya

Pendidikan sejatinya membebaskan jiwa ummat manusia dari perbudakan dan hegemoni serta tirani kekuasaaan, pendidikan memanusiakan manusia bukan sebaliknya. Takutlah pada Allah SWT bukan pada mahluqnya.

Hingga berita ini naik, hasil klarifikasi pihak Dikbudpora Kabupaten Bima yang mengaku akan melaksanakan mediasi atas keduanya belum terkonfirmasi hingga detik ini. Informasi yang beredar yang berhasil dihimpun media Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima Zunaidin menginisiasi pertemuan itu guna mencari benang merah dan solusi sengkarut etik di dunia pendidikan yang dipimpinnya (*)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top