Perkuat ketahanan pangan,Forum Lintas Etnis Sambangi Ketua DPRD

Oleh                      Amar

Editor                   Nukman

Sumbawa, JejakNTB.com,- Rabu Sore (5/1) Pengurus Forum Lintas Etnis Kabupaten Sumbawa Sambangi Ketua DPRD terkait dengan Penguatan Ketahanan Pangan. Hadir dalam pertemuan tersebut Amiruddin, Koko, dan Repi.

Repi pada kesempatan tersebut menyampaikan sebuah konsep kolaborasi forum Komunikasi literasi Etnis dengan program Desa Berdaya untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat.

“Sesuai dengan Perpres no 104 tahun 2021 tentang rincian anggaran pendapatan dan belanja negara Tahun Anggaran 2022 pada pasal 5 ayat 4 bahwa Dana Desa ditentukan penggunaan untuk program perlindungan sosial berupa bantuan
langsung tunai desa paling sedikit 40% (empat
puluh persen) dan program ketahanan pangan dan hewani paling
sedikit 2O % (dua puluh persen);

Atas dasar regulasi itu forum Komunikasi lintas etnis kabupaten Sumbawa yang di dalamnya ada 15 etnis ini, ingin berkontribusi dalam hal pemenuhan ketahanan pangan masyarakat.

Forum Komunikasi lintas etnis berencana akan berkolaborasi dengan program Desa berdaya dalam rangka mensukseskan program Desa berdaya di desa- desa yang konsentrasinya adalah pemenuhan ketahanan pangan yang tidak jauh berbeda dengan konsep yang sudah dilaksanakan oleh Dinas Pangan sebelumnya yaitu (P2L) atau pekarangan pangan lestari di mana kita akan membentuk kelompok-kelompok kecil di masyarakat di desa Dusun RW RT. Ungkap Repi

Dari kelompok-kelompok kecil ini kita akan bangun rumah bibit, sehingga nantinya masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan rumahnya dalam hal pemeliharaan tanaman yang menjadi kebutuhan sehari-hari misalnya cabe, tomat, terong dan lain sebagainya. Imbuhnya

Terkadang masyarakat ini agak malas untuk memulai, tetapi dengan adanya rumah bibit yang berkolaborasi dengan program Desa berdaya ini, akan kita siapkan bibitnya di rumah bibit sehingga masyarakat di sekitar rumah bubit ini tinggal mengambil bibit itu di rumah bibit, lalu ditanam di halaman rumahnya atau pekarangan rumahnya untuk dia pelihara sendiri.

jadi dia tidak akan memulai lagi dari benih, nggak akan memulai dari nol, Dengan begitu kita ingin masyarakat supaya gemar bercocok tanam di halaman rumah masing-masing. Ucapnya

Atas pemaparan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Abdul Rafiq merespon positif.

Ide yang sangat bagus. Karena ketahanan pangan saat ini menjadi perhatian utama pemerintah disamping adanya bantuan langsung tunai, dan penanganan Pandemik Covid-19” Ucap Rafiq yang juga ketua ikatan keluarga Lombok Sumbawa ini.

Hanya saja untuk memulai ditahun ini perlu ada percontohan sehingga menjadi penguat animo masyarakat terutama di Desa-Desa.
Masyarakat kita punya karakter lebih percaya dengan Bukti kongkrit daripada teori. Terangnya

“Kami nanti siap support, dan perlu ada gambaran lebih detail dan tertulis rencana program tersebut”. Tegas Rafiq.

Atas tanggapan Ketua DPRD pengurus FKLE bergembira dan bersemangat

“Untuk mensukseskan program ini Kami siap mendampingi” Balas Repi

Kepada media ini Repi mengatakan, kita akan merekrut 1 orang pendamping di desa. Dialah nantinya yang akan mengelola kegiatan ini mengisi kegiatan di rumah bibit sekaligus pelatihan-pelatihan terhadap masyarakat pada kelompok binaan.

“mudah-mudahan ini bisa menjadi kebiasaan masyarakat karena dia bisa merasakan manfaatnya. kalau dia butuh cabe dia tidak harus menunggu penjual sayur, karena dia bisa memetik di halaman rumahnya kalau dia butuh tomat misalnya dia tidak harus menunggu dan tidak harus jauh-jauh ke pasar karena dia bisa memetik.” Tambahnya

Dukungan para pihak yang dibutuhkan saat ini Setelah kami menghadap ke ketua DPRD menyampaikan ide ini. harapannya melalui beliau nanti bisa kita kolaborasikan sehingga untuk sementara ini kita tidak terlalu muluk-muluk, karena kita akan buat satu percontohan atau setidaknya 1 atau 2 lokasi lagi.

mudah-mudahan bisa tercapai ide ini terlebih dengan adanya Perpres 104. kenapa dana desa itu mandatory harus ada 20% untuk ketahanan pangan? saya meyakini bahwa pemerintah menginginkan ketahanan pangan itu berbasis masyarakat yang ada di Desa.

Ini adalah pekerjaan besar, Karena kita hadirkan konsepnya sekaligus kita langsung eksekusi di tengah-tengah masyarakat itu lebih lebih gampang kita yakinkan, karena yang paling sulit dalam pemberdayaan itu adalah merubah mindset masyarakat kita, merubah pola pikir masyarakat kita, dengan hadirnya rumah bibit yang lengkap dengan bibit nya kita berharap itu mampu merubah mindset masyarakat. Pun
gkasnya.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Scroll to Top
Scroll to Top